Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Multi Agro Gemilang Plantation (MAGP) Cari Dana Rp200 Miliar

Emiten perkebunan PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk. (MAGP) berencana mencari pendanaan senilai Rp200 miliar untuk keperluan belanja modal.
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Bisnis.com, JAKARTA-Emiten perkebunan PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk. (MAGP) berencana mencari pendanaan senilai Rp200 miliar untuk keperluan belanja modal.
 
Direktur Keuangan Multi Agro Gemilang Plantation Ari Wintarto menyampaikan, perseroan membutuhkan belanja modal senilai Rp200 miliar. Dana tersebut digunakan untuk mengoptimalkan pabrik kelapa sawit (PKS) di Aceh, merehabilitasi infrastruktur, dan melakukan revitalisasi tanaman.
 
“Perusahaan masih dalam proses mencari sumber pendanaan dari lembaga keuangan maupun investor strategis. Kami mencari sumber yang terbaik,” tuturnya setelah paparan publik, Senin (6/8/2018).
 
Sejak tahun lalu, perusahaan tidak banyak ekspansi karena membutuhkan pendanaan. Alhasil anggaran belanja modal pada 2017 belum ada.
 
Saat ini, perseroan akan fokus mengembangkan aset di Aceh berupa perkebunan seluas 1.708 hektare dan PKS berkapasitas 45 ton per jam. PKS yang beroperasi sejak 2013 ini utilisasinya masih di bawah 10%.
 
Pasalnya, perseroan tidak memiliki dana untuk membeli Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan masyarakat. Bila dana capex sudah didapatkan, MAGP dapat membeli TBS eksternal sembari membenahi area perkebunan milik sendiri.
 
“Kami ini ibarat mobil yang kurang bensin. Mobilnya, dalam hal ini alatnya ialah PKS sudah ada. Namun, bensinnya atau bahan bakarnya yaitu TBS, sulit diakses karena perlu dana,” imbuhnya.
 
Jika pasokan TBS lancar, perseroan berencana memacu pengolahan bahan baku CPO dan minyak kernel itu sebanyak 300 ton per hari. Dengan demikian, MAGP mendapatkan marjin penjualan yang lebih tinggi dibandingkan hanya menjual TBS.
 
Untuk menjaga arus kas, perusahaan juga melakukan trading CPO. Artinya, MAGP membeli CPO dari perusahaan dan menjualnya kembali kepada pengepul. Namun, marjin pendapatan terbilang tipis. 
 
Adapun, rehabilitasi perkebunan dapat memakan waktu 2-3 tahun. Setelah itu, tanaman menghasilkan akan kembali ke level normal, sehingga MAGP dapat memaksimalkan perolehan TBS dari kebun sendiri.
 
"Setelah aset di Aceh diperbaiki, selanjutnya kami akan membenahi perkebunan di Kalimantan," tambahnya.
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper