Bisnis.com, JAKARTA— Tergerusnya laba bersih dan pendapatan PT Total Bangun Persada Tbk. tidak terlepas dari pelemahan yang melanda sektor properti di dalam negeri.
Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Mahmilan Sugiyo Warsana mengatakan pelemahan sektor properti memengaruhi perolehan kontrak baru perseroan. Akibatnya, pekerjaan baru yang didapat emiten berkode saham TOTL itu melambat.
“[Perolehan kontrak yang lambat] menurunkan pendapatan dan nominal laba bersih,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (6/8/2018).
Tergerusnya pendapatan, sambungnya, juga disebabkan faktor eksternal terutama masalah izin bangunan. Dengan demikian, beberapa proyek belum dapat memulai pekerjaan.
Dia menyatakan perseroan tidak akan menerapkan strategi khusus untuk mengerek pertumbuhan hingga akhir 2018. Pihaknya memasang target pertumbuhan konservatif satu digit dan tetap fokus membidik gedung premium swasta.
Sebagai catatan, TOTL mengantongi kontrak baru Rp876 miliar pada semester I/2018. Realisasi tersebut setara dengan 21,9 dari target Rp4 triliun yang dipasang perseroan pada tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2018 yang dipublikasikan, Total Bangun Persada mengantongi pendapatan Rp1,40 triliun. Jumlah tersebut naik 2,39% dari Rp1,37 triliun pada semester I/2017.
Kendati demikian, beban pokok pendapatan emiten berkode saham TOTL itu turun 3,23% secara tahunan pada semester I/2018. Dengan demikian, laba kotor kontraktor swasta tersebut masih tumbuh 2,10% secara tahunan menjadi Rp240,82 miliar.
Adapun, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TOTL tergerus 3,22% secara tahunan pada semester I/2018. Tercatat, terjadi penurunan dari Rp127,49 miliar menjadi Rp123,39 miliar.
Di sisi lain, arus kas dari aktivitas operasi perseroan tercatat masih defisit Rp51,13 miliar. Akan tetapi, besaran tersebut turun 34,57% dari posisi Rp78,15 miliar pada semester I/2017.
Total liabilitas yang dimiliki senilai Rp1,99 triliun per 30 Juni 2018. Jumlah itu turun 10,49% dari posisi Rp2,23 triliun pada 31 Desember 2017.
Sementara itu, total ekuitas yang dimiliki juga tergerus 5,07% dari posisi 31 Desember 2017. Per 30 Juni 2018, total ekuitas yang dimiiliki TOTL yakni Rp958,85 miliar.
Penurunan juga terjadi pada total aset yang dimiliki perseroan dari Rp3,24 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp2,95 triliun per semester I/2018.