Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham PT Total Bangun Persada Tbk. diproyeksi tumbuh dua digit sejalan dengan kinerja pendapatan serta valuasi saham yang masih dianggap murah.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham emite berkode TOTL itu bergerak stagnan atau sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya di Rp705 pada penutupan perdagangan, Senin (26/3). Sepanjang periode berjalan 2018, pergerakan berada pada tren positif 7,58% dengan total kapitalisasi pasar Rp2,40 triliun.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menilai bahwa pendapatan perseroan tumbuh drastis sebesar 23,4%. Pasalnya, kondisi itu berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya karena pendapatan hanya tumbuh 5% secara year on year.
Lanjar mengungkapkan saat ini saham TOTL masih diperdagangkan dengan valuasi murah. Hal itu terlihat dari price earning to ratio (PER) yang berada di level 8,7 kali.
“Cukup murah jika melihat rata-rata dua tahun ke belakang di level PER 9,7 kali dan juga cukup murah dibanding PER dari perusahaan sejenis sebesar 11 kali,” jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (26/3).
Dia memproyeksikan pergerakan saham TOTL masih memiliki potensi upside 24,8%. Target harga wajar dalam 12 bulan ke depan berada di level Rp850 per saham.
Baca Juga
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama juga menilai saham TOTL secara valuasi masih dianggap murah. Secara teknikal, pergerakan harga pada weekly chart berhasil bertahan di atas garis tengah dari bollinger sehingga kemungkinan terbentuknya fase akumulasi terbuka lebar.
“Target harga jangka panjang berada di level Rp840 per saham,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan 2017 yang dipublikasikan, Senin (26/3), pendapatan TOTL tercatat tumbuh 23,62% menjadi Rp2,93 triliun. Laba bersih kontraktor swasta itu tercatat tumbuh tipis 9,64% secara year on year menjadi Rp244,51 miliar.