Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham acuan Hong Kong berhasil membukukan rebound pada perdagangan hari ini, Jumat (3/11/2017), saat kekhawatiran perlambatan di China diimbangi optimisme dari penguatan Wall Street dan kelegaan pasar pasca penunjukan Gubernur baru The Federal Reserve.
Indeks Hang Seng ditutup menguat 0,30% atau 84,97 poin di 28.603,61, setelah dibuka dengan rebound 0,30% atau 84,87 poin di posisi 28.603,51.
Sepanjang pekan ini indeks Hang Seng naik 0,6%.
Sebanyak 25 saham menguat, 24 saham melemah, dan 1 saham stagnan dari 50 saham yang diperdagangkan di Hang Seng hari ini.
Saham Want Want China Holdings Ltd. yang menguat 4,11% memimpin penguatan saham pada indeks Hang Seng di akhir perdagangan, diikuti Wharf Holdings Ltd./The (+4,04%) dan Henderson Land Development Co. Ltd. (+1,73%).
Dilansir Reuters, investor merasa lega atas pemberitaan bahwa Presiden Donald Trump secara resmi menunjuk anggota Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell sebagai Gubernur baru The Fed saat masa jabatan Janet Yellen berakhir pada Februari 2018.
Baca Juga
Terpilihnya Powell menandakan keberlanjutan kebijakan moneter yang diambil Yellen.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial berhasil mencatatkan rekor baru pada akhir perdagangan Kamis. Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,35% atau 81,25 poin di level 23.516,26.
Berbanding terbalik dengan Hang Seng, pergerakan dua indeks saham acuan China berakhir melemah pada perdagangan hari ini, saat kurang bergairahnya pertumbuhan sektor jasa negeri panda tersebut pada Oktober meningkatkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.
Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,34% atau 11,56 poin di level 3.371,74, setelah pada perdagangan Kamis (2/11) berakhir melemah 0,37% di posisi 3.383,31.
Adapun indeks CSI300 di Shenzhen ditutup turun 0,11% atau 4,44 poin di level 3.992,70, setelah dibuka dengan pelemahan 0,12% atau 4,78 poin di posisi 3.992,35.
Sebuah survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa China hanya mengalami sedikit peningkatan pada bulan Oktober. Pertumbuhan pun terlihat biasa saja dan jauh lebih lesu daripada tren historis.
Data tersebut, bersama dengan data bisnis swasta dan resmi pekan ini, cenderung memperkuat pandangan bahwa ekonomi China akan melambat pada kuartal keempat setelah melaju kuat awal tahun ini.