Bisnis.com, JAKARTA—PT Wika Beton Tbk. akan membagikan dividen tunai kepada pemegang saham senilai Rp81,7 miliar atau sekitar 30% dari laba bersih perseroan sepanjang 2016.
Hadian Pramudita, Direktur Utama Wika Beton mengatakan, pada 2016 lalu emiten dengan kode saham WTON tersebut berhasil mencatatkan penjualan Rp3,48 triliun, tumbuh 31,25% dari capaian 2015. Dari capaian tersebut, perseroan berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk senilai Rp272,4 miliar.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS yang digelar pada Senin (13/3), para pemegang saham perseroan setuju terhadap keputusan manajemen untuk membagikan dividen sebesar 30% dari total laba bersih tersebut, sedangkan sisanya dipertahankan untuk ekspansi perseroan. Nilai tersebut setara dengan Rp81,7 miliar, atau senilai Rp9,8 per lembar saham.
“Keputusan seperti ini karena mempertimbangkan WTON masih butuh dana ke depannya untk pengembangan usaha. Sekitar pertengahan bulan April dividen ini akan kita distribusikan pada seluruh pemegang saham,” katanya, Senin (13/3/2017).
Hadian mengatakan, tambahan pendapatan tersebut terhadap ekuitas perusahaan menolong perusahaan untuk merealisasikan sejumlah rencana investasi besar dan pembiayaan kontrak baru sepanjang tahun ini. Sepanjang tahun ini, perseroan menargetkan kontrak dihadapi mencapai Rp9,8 triliun, terdiri atas Rp6 triliun kontrak baru dan Rp3,8 triliun carry over.
Perseroan merencanakan investasi baru tahun ini mencapai Rp685 miliar. Sementara itu, sisa dana hasil IPO hanya sekitar Rp51 miliar, itu pun sudah direncanakan akan dialokasikan untuk pekerjaan di luar rencana investasi baru tersebut.
Bila ditambah dengan kebutuhan modal kerja, sedikitnya perseroan membutuhkan dana Rp800 miliar tahun ini.
Kebutuhan investasi tersebut rencanakan akan dipenuhi melalui tiga opsi pendanaan. Pertama, memanfaatkan dana pinjaman siap pakai yang belum ditarik dari perbankan yang masih tersisa sekitar Rp1,5 triliun.
Kedua, melalui penerbitan obligasi dengan harapan tingkat bunganya dapat lebih rendah dibandingkan pinjaman bank. Ketiga, melalui pelepasar trasury stock perseroan yang masih tersisa sekitar 366 juta lembar, dengan harapan bisa dilepas di kisaran harga Rp1000.
“Kita akan pertimbangkan mana yang resikonya paling rendah untuk diambil,” katanya.
Sementara itu, kinerja peerolehan kontrak baru perseroan juga sejauh ini cukup memuaskan. HIngga akhir bulan ini, perseroan mengestimasikan perolehan kontrak baru dapat menembus Rp1,5 triliun, atau 25% dari target sepanjang tahun ini yang senilai Rp6 triliun.
Adapun, pada dua bulan pertama tahun ini perseroan telah berhasil membukukan kontrak baru Rp1,1 triliun.
Mohammad Syafi’i, Direktur Keuangan Wika Beton mengatakan, capaian awal tahun ini relatif tinggi dan di luar dugaan perseroan. Biasanya, kontrak baru perseroan baru akan marak di semester kedua setiap tahun. Akan tetapi, tahun ini sejumlah besar kontrak baru sudah dibukukan di awal tahun.
Menurutnya, dari target Rp1,5 triliun yang akan dibukukan hingga akhir bulan ini, sudah ada sejumlah proyek yang pasti akan dimenangkan perseroan. Beberapa proyek besar yang resmi akan ditangani perseoran per Maret antara lain proyek tol Kunciran—Cengkareng sepanjang 15 km, Gempol—Porong 3,8 km, dan tol di Lampung 30 km.
Selain itu, perseroan juga sudah mendapatkan sejumlah kontrak baru pembangunan power plant, seperti di Tanjung Jati, Jepara; di Batang, Pekalongan; di Tanjung Lontar, Sumatra Selatan dan di Cilacap, Jawa Tengah.
“Secara total, kontrak baru dari tol sekitar 25% dan power plant sekitar 20%. Sisanya adalah dari produk konvensional kita yang tersebut di seluruh Indonesia untuk proyek-proyek infrastruktur daerah, PLN, dan swasta,” katanya.