Bisnis.com, JAKARTA - Emiten minyak dan gas milik Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) membukukan pembengkakan rugi bersih hingga kuartal III/2016.
Investor Relations PT Energi Mega Persada Tbk. Herwin W. Hidayat mengatakan kinerja perseroan terbilang belum menggembirakan lantaran terjadi peningkatan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk.
Emiten bersandi saham ENRG itu mencatatkan penurunan pendapatan 15,9% menjadi US$391,24 juta hingga kuartal III/2016, dari US$456,14 juta.
Akan tetapi, beban pokok pendapatan juga berhasil ditekan 27,8% menjadi US$332,4 juta dari US$460,13 juta. Sehingga, laba kotor melesat tajam hingga 106 kali lipat menjadi US$58,8 juta dari US$5 juta.
Kendati demikian, perseroan membukukan kerugian penurunan aset US$3,79 juta dan beban denda US$25,46 juta. Sehingga, kerugian bersih perseroan membengkak 28,57% menjadi US$46,9 juta dari US$35,56 juta.
Herwin menjelaskan, beban denda yang dicatat dalam laporan keuangan merupakan biaya provisi yang dicadangkan perseroan sepanjang tahun ini. Hal itu terkait pajak yang diproyeksi akan dibayarkan hingga akhir tahun.
"Pajak itu masih dikalkukasi beban pajaknya, kalau biaya lebih rendah dari yang diperkirakan, nanti akan dikembalikan pada Desember menjadi keuntungan," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (30/11/2016).
Sedangkan, kerugian aset atau impairment loss terjadi lantaran adanya penurunan harga minyak mentah dunia. Koreksi harga minyak dari US$80-100 per barel menjadi US$40 per barel membuat aset-aset ladang minyak perseroan juga melorot.
Nilai aset minyak milik perseroan terkoreksi lantaran cadangan minyak akan dikalikan dengan harga minyak saat ini. Sejumlah aset gas di Mozambik juga terjadi penurunan.
Perseroan memiliki cadangan sebanyak 80% gas, sisanya dari minyak bumi. Sedangkan, penjualan gas perseroan 100% untuk kebutuhan domestik terutama bagi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan Petrokimia Gresik.