Bisnis.com, JAKARTA--Taipan Peter Sondakh belum kunjung menemukan peminat saham PT Express Trasindo Utama Tbk. (TAXI) setelah berkali-kali ingin melego kepemilikan 51% melalui PT Rajawali Corpora.
Direktur Utama Express Transindo Utama Daniel Podiman menegaskan divestasi saham oleh Grup Rajawali hingga saat ini batal. Pemegang saham pengendali emiten bersandi saham TAXI itu belum menemukan peminat untuk membeli 51% kepemilikan.
"Peminatnya mundur, sampai saat ini kami tidak tahu kenapa. Sampai saat ini belum ada peminatnya. Investor asal Spanyol hanya isu," katanya usai paparan publik, Kamis (2/6/2016).
Memang, Peter Sondakh gencar menawarkan saham TAXI kepada investor sejak tahun lalu. Bahkan, kendaraan investasi bentukan Sandiaga S. Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) berminat mencaplok saham TAXI.
Namun, pada 7 Oktober 2015 silam, manajemen Saratoga bersama PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) dan Golden Valley Advisors Inc., selaku pembeli, telah mengakhiri perjanjian denga Rajawali Corpora. Perjanjian yang diteken pada 6 Juli 2015 terkait rencana pembelian 1,09 miliar saham TAXI.
Awal tahun ini, rumor penjualan saham TAXI oleh Grup Rajawali kembali berhembus. Disebut-sebut investor asal Spanyol akan mengakuisisi kepemilika saham TAXI dari Rajawali.
Bukan pertama kalinya, sebelum investor asal Spanyol, kabar lain juga berhembus kencang. Saham TAXI disebut-sebut akan diakuisisi oleh investor asal Jepang.
Bahkan, lonjakan harga saham TAXI yang tak wajar berkali-kali membuat otoritas pasar modal PT Bursa Efek Indonesia melakukan suspensi perdagangan saham operator taksi reguler itu.
Hingga Kamis (2/6/2016), saham TAXI ditutup melesat 5,08% sebesar 9 poin ke level Rp186 per lembar dengan return 77,14% year-to-date dan kapitalisasi pasar RP396,93 miliar.