Bisnis.com, JAKARTA— Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Kamis (14/1/2016) rupiah melemah 23 poin atau 0,17% ke Rp13.858/US$.
Selanjutnya rupiah melamah 27 poin atau 0,2% ke Rp13.862/US$, dan bergerak di kisaran 13.858—13.867.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Rabu (14/1/2016) rupiah ditutup menguat 75 poin atau 0,54% ke Rp13.835 per dolar AS.
Rupiah menguat bersama mayoritas penguatan mata uang di Asia Tenggara pada perdagangan kemarin.
Kurs negara pengekspor komoditas menguat yang membuat penguatan indeks dolar terhenti pada perdagangan kemarin.
Hari ini putusan Bank Indonesia terkait BI Rate ditunggu, setelah menggelar rapat dewan gubernur selama dua hari.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 72 poin hampir menyentuh level Rp14.000/US$ seiring dengan adanya teror bom di kawasan Sarinah Jakarta. Kurs rupiah sempat bergerak pada level terkuat Rp13.822/US$ dan terlemah Rp13.982/US$. Rupiah akhirnya ditutup terdepresiasi 0,52% atau 72 poin ke level Rp13.907/US$. Pelemahan rupiah seiring dengan melemahnya mayoritas mata uang di Asia.
Pelemahan rupiah berkurang makin signifikan, rupiah kembali meninggalkan 13.900.
Rupiah melemah 15 poin atau 0,11% ke 13850, dan setelah bergerak di kisaran 13.829-13.982.
Seperti diketahui rupiah makin tertekan setelah terjadi ledakan di Sarinah, Thamrin, Jakarta pada pk. 10.40 WIB.
Namun sejalan dengan waktu, ditambah BI mengumumkan memangkas BI rate, pelemahan rupiah makin berkurang
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13-14 Januari 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,25%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,25% dan Lending Facility pada level 7,75%.
"Keputusan ini sejalan dengan pernyataan BI sebelumnya bahwa ruang pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, serta mempertimbangkan pula dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global pascakenaikan Fed-Fund Rate (FFR)," kata Kepala Departemen Komunikasi Tirta Segara, Kamis (14/1/2016).
Rupiah bergerak melemah 0,71% atau 98 poin ke Rp13.933 per dolar AS pada pukul 13.54 WIB.
Juru Bicara Bank Indonesia mengatakan Rapat Dewan Gubernur BI masih berlanjut dan keputusan mengenai BI Rate akan diumumkan sesuai jadwal.
Awal IHSG Sesi II, rupiah masih melemah sebesar 0,57% atau 79 poin ke Rp13.914 per dolar AS.
"Kami masih tidak memiliki banyak informasi, sehingga sulit untuk membuat prediksi. Tapi insiden ini tidak tahan lama, dampak pada perekonomian mungkin terbatas karena tidak seperti Thailand, Indonesia tidak tergantung banyak pada pendapatan pariwisata," kata Masakatsu Fukaya, dari Mizuho Bank Ltd seperti dikutip Bloomberg, Kamis (14/1/2016).
Rupiah melemah 84 poin atau 0,61% ke Rp13.919 per dolar AS.
Rupiah dan bursa makin melemah setelah sedikitnya enam orang tewas dalam ledakan dan tembakan yang terjadi di lokasi sekitar Sarinah, Thamrin, Jakarta.
"(Terjadi aksi jual) rupiah setelah ada kejadian di Jakarta, yang mengerikan pasar. Kami masih tidak tahu apa yang terjadi, tapi investor tidak suka ketidakpastian, dan ini menambah itu," kata Khoon Goh, Analis Valuta Asing Senior Australia & New Zealand Banking Group Ltd seperti dikutip Bloomberg, Kamis (14/1/2016).
Rupiah melemah 117 poin atau 0,85% ke Rp13.952 per dolar AS di jeda siang bursa saham.
Dua Warna Negara Asing yang masih belum diketahui detail identitasnya melakukan aksi bom bunuh diri di pos polisi lalu lintas yang berada di seberang Mall Sarinah tepat pada pukul 10.00 WIB.
Kejadian bermula pada saat ke dua orang asing yang menggunakan satu sepeda motor datang ke pos polisi lalu lintas di depan Mall Sarinah untuk berpura-pura menanyakan alamat suatu lokasi.
Kemudian tidak lama, terdengar suara ledakan dari pos polisi tersebut yang menyebabkan dua orang asing tadi tewas di lokasi kejadian yaitu di depan pos polisi lalu lintas depan Mall Sarinah.
Menurut salah seorang saksi yang berprofesi sebagai driver GoJek, Syaiful Anwar setelah terjadi ledakan, muncul suara tembak-menembak yang berasal dari salah satu cafe di dalam Mall Sarinah yang mengarah ke jalan Thamrin.
"Ada tembak-tembakan juga tadi antara polisi sama pelakunya," kata Syaiful di Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Menurut Syaiful, pelaku diketahui berjumlah enam orang. Tiga di antaranya merupakan warga negara asing dan tiga lainnya merupakan warga negara Indonesia.
Namun, Syaiful mengemukakan tiga orang warga negara asing tersebut kini telah tewas, dua di antaranya tewas karena melakukan aksi bom bunuh diri dan satu lainnya tewas karena baku tembak dengan kepolisian.
"Sekarang masih ada 3 lagi pelakunya orang Indonesia. Mereka pakai senjata api biasa tadi saya liat. Tiga-tiganya juga pakai ransel besar," tukasnya.
Rupiah bergerak melemah 118 poin atau 0,85% ke Rp13.953 per dolar AS pada pukul 11.40 WIB.
Rupiah terdepresiasi hingga 122 poin atau 0,88% ke Rp13.957 per dolar AS. Rupiah melemah tajam mulai pukul 10.46 WIB. setelah laporan tentang ledakan di kawasan Sarinah. Mata uang Garuda diperdagangkan melemah 98 poin atau 0,71% ke Rp13.933 per dolar AS pada pukul 11.12 WIB
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 16 poin pada Kamis (14/1/2016) menjelang pengumuman BI Rate.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor di level di Rp13.877 per dolar AS, tertekan 16 poin atau terdepresiasi 0,12% dibandingkan kurs kemarin.
Rupiah melemah 24 poin atau 0,17% ke Rp13.859/US$
Mata uang di Asia Tenggara kompak melemah.
Dolar Singapura (-0,18%), peso Filipina (-0,40%), ringgit Malaysia (-0,37%), baht Thailand (-0,04%), dan rupiah melemah 55 poin atau 0,40% ke Rp13.890/US$
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (14/1/2016) dibayangi faktor eksternal.
“Rupiah memiliki ruang untuk kembali menguat pada beberapa hari ke depan, tetapi secara umum faktor negatif eksternal masih mendukung pelemahan rupiah, “ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (14/1/2016).
Kombinasi antara penurunan harga minyak, rendahnya pertumbuhan global serta pesimisme terhadap kinerja keuangan perusahaan AS di kuartal I/2016, memicu aksi jual besar-besaran.
Sementara itu harga minyak Brent sempat turun ke bawah US$30 per barel, walaupun akhirnya kembali naik.
Situasi di China mulai membaik, terlihat dari yuan yang menguat, serta surplus neraca perdagangan yang melebar, akibatnya mayoritas kurs di Asia berhasil menguat hingga kemarin sore.
“Malam nanti initial jobless claims AS ditunggu, diperkirakan turun,” kata Rangga.
Dari dalam negeri, rupiah melanjutkan penguatannya hingga Rabu sore bersamaan dengan pelemahan dolar di pasar Asia.
Data perdagangan China yang baik mengurangi sentimen negatif yang terbentuk semenjak 2 minggu lalu.
Rangga mengatakan sore ini ditunggu pengumuman BI Rate yang memiliki peluang penurunan (25 bps), lebih besar dibandingkan bulan lalu.
“Akan tetapi peluang BI Rate dijaga di 7,50% juga tidak kecil, melihat gejolak eksternal yang cukup konsisten menekan aset bedenominasi rupiah,” kata Rangga.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Kamis (14/1/2016) rupiah melemah 23 poin atau 0,17% ke Rp13.858/US$.
Selanjutnya rupiah melamah 27 poin atau 0,2% ke Rp13.862/US$, dan bergerak di kisaran 13.858—13.867.
Indeks dolar Amerika Serikat menguat pada penutupan perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB melemah, setelah tiga hari eprdagangan sebelumnya terus menguat.
Pada perdagangan Rabu (13/1/2016), indeks dolar Amerika Serikat ditutup melemah 0,04% ke 98,933.
Dolar bergerak melemah tipis antara lain tertekan oleh penguatan kurs negara pengekspor komoditas.
Pelebaran surplus perdagangan China, negara pengimpor bahan baku terbesar, menjadi US$60 miliar pada Desember memicu apresiasi nilai tukar negara-negara ekspor komoditas.
Rand Afrika Selatan dan krona Norwegia menguat lebih dari 1% terhadap dolar AS setelah rilis data yang jauh di atas estimasi ekonom tersebut. Penguatan juga terjadi pada pembukaan perdagangan dolar Australia dan dolar Selandia Baru.
Sentimen lain yang bisa berpengaruh pada pergerakan dolar AS adalah potensi penurunan target kenaikan suku bunga The Fed seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih pesimistis.
Presiden Boston Fed, Eric Rosengren mengatakan proyeksi pertumbuhan AS merosot dan bisa mendorong The Fed menyesuaikan target penaikan suku bunga. Charles Evans, Presiden Chicago Fed, mengatakan mendukung laju kenaikan Fed Fund Rate yang lebih landai.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Rabu (14/1/2016) rupiah ditutup menguat 75 poin atau 0,54% ke Rp13.835 per dolar AS.
Rupiah menguat bersama mayoritas penguatan mata uang di Asia Tenggara pada perdagangan kemarin.
Kurs negara pengekspor komoditas menguat yang membuat penguatan indeks dolar terhenti pada perdagangan kemarin.
Hari ini putusan Bank Indonesia terkait BI Rate ditunggu, setelah menggelar rapat dewan gubernur selama dua hari.