Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TARGET KONTRAK BARU: 4 BUMN Bidik Rp130 Triliun

Empat BUMN konstruksi membidik perolehan target mencapai Rp130,1 triliun pada 2016, meningkat 25,09% dari target tahun lalu yang mencapai Rp104 triliun. Simak data lengkapnya.
Ilustrasi/pu.go.id
Ilustrasi/pu.go.id

Bisnis.com, JAKARTA--Empat BUMN konstruksi membidik perolehan target mencapai Rp130,1 triliun pada 2016, meningkat 25,09% dari target tahun lalu yang mencapai Rp104 triliun.

Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. ,emnyebutkan perusahaan membidik perolehan kontrak baru pada tahun ini sebesar Rp25,1 triliun, melonjak 56,8% year-on-year dari Rp16 triliun pada 2015.

"Seiring dengan rencana peningkatan anggaran infrastruktur pemerintah pada 2015, ADHI menyambut peluang tersebut dengan mencanangkan target perolehan kontrak baru Rp25,1 triliun," ungkapnya dalam keterangan pers yang diterima Kamis (7/1/2015).

Menurutnya, kontrak baru tersebut bakal dikontribusi 75,1% dari lini bisnis konstruksi, EPC sebesar 6,9%, properti 8,6%, dan manufaktur precast 9,4%.

Perseroan juga menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp1,1 triliun pada tahun ini. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk investasi aset tetap Rp404,5 miliar, termasuk bagi proyek pembangunan hotel Rp280 miliar, serta penyertaan berbagai proyek investasi Rp750 miliar.

"Optimisme ADHI sejalan dengan rencana pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan meningkatnya anggaran infrastruktur," tuturnya.

Sesama emiten konstruksi badan usaha milik negara (BUMN), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. juga membidik pertumbuhan target kontrak baru yang positif 33,3% menjadi Rp40 triliun pada tahun ini.

Dari kontrak baru tersebut, sebanyak Rp20 triliun untuk jalan tol, Rp10 triliun dari proyek pemerintah (termasuk kereta ringan di Palembang) serta Rp10 triliun dari swasta dan BUMN.

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Choliq belum lama ini mengatakan sejauh ini terdapat kontrak yang tinggal ditandatangani. “Dari tol-tol yang dimiliki itu. Cimanggis-Cibitung, misalnya. Tol Bocimi [Bogor-Ciawi-Sukabumi] yang baru dibeli bisa saya kontrakin juga,” katanya.

Menurutnya, pencapaian kontrak baru itu bakal jauh melampaui target yang ditetapkan dalam rencana kerja anggaran perusahaan senilai Rp23 triliun. Dalam perkembangannya, emiten berkode saham WSKT itu mengubah targetnya menjadi Rp30 triliun sampai akhir 2015.

Begitu pula dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. yang membidik perolehan kontrak baru pada 2016 mencapai Rp35 triliun. Target tersebut meningkat 29,63% year-on-year dari sebelumnya Rp27 triliun.

Direktur Pemasaran PTPP Wayan Karioka mengatakan pihaknya memperkirakan kontrak tersebut berasal dari sejumlah proyek seperti infrastruktur dan energi. “Itu ada regular dari proyek APBN, APBD, BUMN,” katanya di Balaikota Jakarta belum lama ini.

Pada posisi berkebalikan, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, membidik target perolehan kontrak baru tahun ini sebesar Rp30 triliun. Target tersebut lebih rendah 3,2% dari tahun lalu sebesar Rp31 triliun.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Suradi mengatakan kendati pencapaian pada 2015 diperkirakan tidak sesuai target, dia optimistis kinerja perseroan pada 2016 dapat lebih baik mengingat terdapat sejumlah proyek raksasa yang digarap seperti kereta cepat Jakarta-Bandung dan independent power producere (IPP).

“Tahun depan, kita target kontrak baru Rp30 triliun, kita bisa order book total Rp60 triliun. Pertumbuhan ditargetkan minimal 20%, pertumbuhan baik untuk penjualan maupun net profit-nya,” katanya.

Terkait proyek kereta cepat, Suradi mengatakan perseroan pada saat ini tengah merampungkan persiapan finansial. Sebagai salah satu pemegang saham proyek tersebut, Wijaya Karya berencana menganggarkan belanja modal Rp1 triliun untuk proyek itu pada 2016.

Suradi mengatakan perseroan belum dapat memastikan nilai belanja modal secara keseluruhan pada 2016. Perseroan berencana membahas anggaran belanja modal dengan Dewan Komisaris dalam waktu dekat ini. Nilainya diperkirakan lebih tinggi dari target Rp1,7 triliun pada 2015.

Nilai investasi proyek itu diperkirakan mencapai US$5,5 miliar. Pendanaan untuk proyek tersebut berasal dari ekuitas konsorsium BUMN yang dipimpin oleh Wijaya Karya dan konsorsium China serta pinjaman dari lembaga keuangan China Development Bank (CDB).

Target Kontrak Baru BUMN Konstruksi 2016

(Rp triliun) 

Emiten

2015

2016

Perubahan (%)

ADHI

16,0

25,1

56,87

PTPP

27,0

35,0

29,62

WIKA

31,0

30,0

-3,22

WSKT

30,0

40,0

33,33

Total

104,0

130,1

25,09

Sumber: Perseroan, diolah.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper