Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN KONSTRUKSI: Kontrak Baru Mulai Menggeliat

Geliat realisasi proyek infrastruktur pemerintah mulai tampak. Efek domino sektor konstruksi diharapkan segera menjadi penolong perlambatan ekonomi nasional sekaligus menopang kinerja BUMN konstruksi.
Secara keseluruhan, perolehan kontrak baru empat BUMN itu sepanjang delapan bulan tahun ini berada pada jalur tepat menuju target tahun ini. /Bisnis.com
Secara keseluruhan, perolehan kontrak baru empat BUMN itu sepanjang delapan bulan tahun ini berada pada jalur tepat menuju target tahun ini. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Geliat realisasi proyek infrastruktur pemerintah mulai tampak. Efek domino sektor konstruksi diharapkan segera menjadi penolong perlambatan ekonomi nasional sekaligus menopang kinerja BUMN konstruksi.

Hal ini tercermin dalam perolehan kontrak baru emiten konstruksi pelat merah yang melonjak 37,4% menjadi Rp4,73 triliun pada Agustus 2015 dari bulan sebelumnya Rp3,44 triliun.

Sepanjang Januari-Agustus 2015, total kontrak baru yang di  raih keempat badan usaha milik negara (BUMN) itu melesat 52,9% menjadi Rp48,07 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya Rp34,78 triliun.

Lonjakan tertinggi secara bu -lanan berturut-turut diraih PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Dari kontrak baru yang dikantongi Waskita Karya, misalnya, kontribusi kontrak baru dari proyek pemerintah naik dari 37,7% pada Juli 2015 menjadi 40% pada bulan lalu. “Nilai kontrak baru per 11 September mencapai Rp16,5 triliun, per Agustus Rp11,1 triliun,” ujar Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Antonius Y. Nugroho kepada Bisnis.com.

Perseroan bahkan merevisi naik target kontrak baru sebesar 36% dari Rp22 triliun menjadi Rp30 triliun pada tahun ini. Perolehan kontrak baru emiten berkode saham WSKT itu per Agustus 2015 mencapai Rp1 triliun, melonjak 100% dari bulan sebelumnya Rp500 miliar.

Setali tiga uang, realisasi kontrak baru Adhi Karya yang berasal dari proyek APBN mulai menanjak. Hingga bulan lalu, komposisi kontrak baru dari pemerintah tercatat mencapai 26% dari total keseluruhan kontrak, sementara pada bulan sebelumnya hanya 21%.

PROYEK PEMERINTAH

Emiten berkode saham ADHI tersebut mengantongi kontrak baru Rp7,8 triliun dengan total tender yang diikuti Rp35,2 triliun. Segmentasi sumber dana proyek itu terdiri dari swasta lainnya sebanyak 43%, BUMN sebesar 13%, dan APBN/APBD sebesar 44%.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Suradi mengatakan perolehan kontrak baru perseroan telah mencapai Rp14,3 triliun per Agustus 2015.

Proyek dari APBN terlihat mulai menanjak bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. “Sebenarnya sudah mulai banyak, hanya belum selesai proses tender. Saat ini porsi proyek pemerintah masih mendominasi sekitar 50%,” paparnya.

Bambang Triwibowo, Direktur Utama Pembangunan Perumahan, mengatakan perolehan kontrak baru perseroan sampai akhir bulan lalu telah mencapai Rp16 triliun. Total order book tercatat mencapai Rp45 triliun termasuk carry over Rp29 triliun.

Perolehan kontrak baru itu telah mencapai 59% dari total target sepanjang tahun ini senilai Rp27 trilun. Sejumlah anggaran proyek infrastruktur dari pemerintah yang digarap oleh PTPP sudah mulai dicairkan.

Mengacu pada riset PT Danareksa Sekuritas (Persero) yang dipublikasikan pada Senin (21/9), kontrak baru emiten pelat merah mulai meningkat bila ditinjau secara bulanan.

Ke depan, Danareksa optimistis PTPP dan WSKT dapat mempertahankan kinerja, sedangkan ADHI akan unggul setelah mendapatkan kejelasan proyek light rapid transit (LRT).

"WIKA, biar bagaimana pun mungkin harus terus berjuang dari lemahnya kinerja Wika Beton. Danareksa menetapkan kembali sektor konstruksi BUMN pada overweight," seperti dikutip dari riset tersebut.

Sementara itu, menurut riset PT CIMB Securities Indonesia, setelah pada paruh pertama tahun ini sedikit melambat, proyek infrastruktur pemerintah mulai menggeliat pada semester II/2015.

Perolehan kontrak baru emiten BUMN mulai menanjak setelah sejumlah emiten mendapatkan suntikan modal dari pemerintah. Kesuksesan rights issue yang dilakukan dua emiten yakni ADHI dan WSKT, tampaknya berdampak positif untuk menggenjot proyek infrastruktur.

Secara keseluruhan, perolehan kontrak baru empat BUMN itu sepanjang delapan bulan tahun ini berada pada jalur tepat menuju target tahun ini. Semoga saja, momentum positif ini berlanjut sehingga berdampak baik bagi perekonomian nasional ke depan.

BUMN KONSTRUKSI: Kontrak Baru Mulai Menggeliat

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Selasa (22/9/2015)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper