Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEJOLAK SAHAM: Konglomerat & BUMN Siap Buyback Rp18,2 Triliun

Melorotnya Indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga 15,23% sejak awal tahun membuat emiten milik konglomerat Indonesia serta BUMN berancang-ancang melakukan buyback.
Ilustrasi/cryptocoinsnews
Ilustrasi/cryptocoinsnews

Bisnis.com, JAKARTA--Melorotnya Indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga 15,23% sejak awal tahun membuat emiten milik konglomerat Indonesia serta BUMN berancang-ancang melakukan buyback.

Berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya tiga taipan Tanah Air telah menyiapkan dana hingga Rp8,2 triliun untuk membeli kembali saham perusahaannya.

Pemilik Grup MNC Hary Tanoesoedibjo bahkan telah mendapatkan restu dari rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk aksi buyback empat saham perusahaannya. Dia menyiapkan dana untuk buyback hingga Rp7,46 triliun.

"Begitu kinerja bagus, saham turun, langsung dirapatkan ini waktu bagus untuk buyback," ungkap pengusaha kaya termuda versi majalah Forbes tersebut.

Grup MNC bakal membeli kembali saham PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY) maksimal 5% senilai Rp636 miliar. Return saham MSKY telah tercatat negatif 1,25% sejak awal tahun ini.

Tidak hanya MSKY yang buyback saham, tiga emiten dalam Grup MNC juga turut buyback. PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) berencana membeli kembali saham maksimal 10% atau 1,26 miliar saham. Asumsi harga Rp2.500 per lembar. Maka, total dana buyback maksimal Rp3,2 triliun.

Adapun, PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) akan membeli kembali saham maksimal 10% atau 1,27 miliar saham dengan nilai buyback maksimal Rp2,2 triliun. Asumsi harga buyback per lembar Rp1.700.

Lantas, PT MNC Investama Tbk. (BHIT) akan buyback saham maksimal 10% atau 3,78 miliar saham di harga Rp375 per lembar. Maka, total dana buyback saham sebesar Rp1,42 triliun.

Return masing-masing dari tiga emiten milik Hary Tanoe itu  tercatat negatif, yakni MNCN (-28,46%), BMTR (-17,02%), dan BHIT (-10,84%) year-to-date.

Menyusul terus melorotnya IHSG, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memunculkan harapan baru bagi pasar modal dengan mengeluarkan stimulus berupa buyback saham tanpa melalui RUPS.

Beleid itu kemudian direspons sejumlah emiten. tak terkecuali PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) milik konglomerat Arifin Panigoro.

Manajemen Medco Energi menyiapkan duit US$50 juta setara dengan Rp700 miliar untuk buyback saham. Direktur Utama MEDC Lukman A. Mahfud mengatakan pihaknya memanfaatkan surat edaran (SE) yang dikeluarkan OJK.

Perseroan akan membeli kembali saham maksimum 10% pada 26 Agustus -25 November 2015, setelah harga saham perseroan melorot lebih dari 60% sejak awal tahun. Perseroan tercatat memiliki kas internal sebesar US$218,35 juta per Juni 2015.

Setali tiga uang, perusahaan milik taipan Edwin Soeryadjaya PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) akan melakukan buyback maksimum Rp50 miliar. Buyback akan dilakukan mulai 24 Agustus hingga 23 November 2015.

Emiten berkode saham MPMX tersebut menyediakan dana buyback maksimum Rp50 miliar dengan harga setinggi-tingginya RP1.000 per lembar. Jumlah saham yang akan dibeli bakal bergantung pada harga saham di pasar bursa.

Buyback BUMN

Secara terpisah, pemerintah melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno memastikan emiten pelat merah bakal menggelar aksi buyback. Sebanyak 13 emiten telah siap menggelar aksi korporasi itu dengan total dana mencapai Rp10 triliun.

Harga saham dan kapitalisasi enam emiten BUMN telah anjlok lebih dari 50% sejak awal tahun. Keenam emiten itu adalah INAF (57,82%), KAEF (55,30%), TINS (54,48%), PTBA (54,20%), PGAS (51,67%), dan ANTM (50,71%).

Budi Satria, Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., mengatakan perseroan tengah melakukan kajian awal secara internal untuk buyback saham.

"Saat ini BRI masih dalam tahap awal kajian internal untuk menentukan kelayakan dari rencana tersebut," ungkapnya dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia.

Dia memastikan, dalam melakukan aksi korporasi, emiten berkode saham BBRI tersebut akan melalui seluruh tahap pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku.

Lanjar Nafi, analis teknikal PT Reliance Securities, mengatakan rencana buyback emiten BUMN mendapatkan reaksi positif dari investor domestik.

Menurutnya, IHSG dibuka sangat antusias menyambut kebijakan pemerintah mengenai tax holiday yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan sektor industri.

IHSG pun ditutup menguat cukup tinggi 192,9 poin sebesar 4,55% dilevel 4.430,63 dengan volume yang cukup tinggi.

"Sektor keuangan mencatatkan penguatan cukup tinggi setelah beberapa emiten BUMN kembali melakukan aksi buyback. Investor asing tercatat net buy pertama bulan ini sebesar Rp218,59 miliar," tuturnya.

Berikut penurunan 10 emiten BUMN terdalam sejak awal tahun dalam miliaran rupiah:

No

Ticker

Kapitalisasi

Kas

30-Des-14

27-Ags-15

Perubahan (%)

1

INAF

1,100

464

(57.82)

12

2

KAEF

8,137

3,637

(55.30)

230

3

TINS

9,161

4,170

(54.48)

194*

4

PTBA

28,802

13,191

(54.20)

3,832

5

PGAS

145,449

70,300

(51.67)

15,333

6

ANTM

10,158

5,007

(50.71)

2,926*

7

SMGR

96,091

53,087

(44.75)

2,866

8

ADHI

6,296

3,548

(43.65)

799

9

GIAA

14,357

8,743

(39.10)

6,185

10

SMBR

3,748

2,557

(31.78)

1,830

      

Keterangan: *=per 31 Maret 2015

   

Sumber: laporan keuangan perseroan, diolah.

  
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper