Bisnis.com, JAKARTA-- Empat kontraktor pelat merah meraih kontrak baru Rp6,5 triliun dalam dua bulan pertama tahun ini dengan perolehan terbaik diraup oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Handoko Wijoyo, analis PT Mandiri Sekuritas, mengatakan dalam dua bulan pertama tahun ini, kontrak baru kontraktor badan usaha milik negara (BUMN) masih didominasi oleh sektor swasta dan properti.
"Wijaya Karya masih membukukan kinerja terbaik hingga saat ini yakni 11% dari target 2015 Rp31,6 triliun atau tumbuh 80% year on year," katanya dalam riset, Senin (16/3/2015).
Sementara itu, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. tercatat berkinerja paling lemah dengan membukukan kontrak baru 4% dari total target sepanjang tahun ini.
Mandiri Sekuritas memprediksi kontrak baru pemerintah pada bulan ini dan bulan depan akan memberikan lebih banyak warna pada kinerja kontrak baru perusahaan konstruksi BUMN.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. membukukan kontrak baru Rp1,3 triliun hingga Februari 2015. Perolehan tersebut mencapai 9% dari total target manajemen sepanjang tahun ini.
Sektor swasta memiliki porsi 64% dari raihan kontrak baru ADHI terutama dari proyek apartemen. Sedangkan, sebanyak 18% kontrak baru berasal dari proyek BUMN dan pemerintah.
PTPP, sambungnya, membukukan kontrak baru Rp1,1 triliun pada periode dua bulan pertama tahun ini. Perolehan tersebut hanya mencapai 4% dari total target yang dipatok sepanjang tahun ini.
Emiten pelat merah berikutnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. meraup Rp700 miliar kontrak baru hingga Februari 2015. Perolehan kontrak baru WSKT mencapai 3% dari target yang dipatok perseroan pada tahun ini.
Sebagian besar kontrak baru yang didapatkan WKST berasal dari proyek BUMN terutama kontrak tambahan dari perluasan proyek Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan proyek akses jalan kalibaru.
Adapun, WIKA membukukan kontrak baru Rp3,4 triliun atau 11% dari total target yang dipatok pada tahun ini. Beberapa proyek besar yang diraup WIKA diantaranya Waduk Kreuretok di Aceh Rp403 miliar dari pemerintah, jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi Rp355 miliar dari swasta, jalan umum Ciledug Rp351 miliar dari pemerintah, dan Bandara Oe-Cusse di Tomor Leste US$92 juta dari pemerintah asing.
"Kami masih menjadikan sektor tersebut sebagai pilihan karena pemerintah berencana menggelontorkan program infrastrukturnya secara agresif," paparnya.