JAKARTA – Emiten produsen pipa baja, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. berencana menerbitkan obligasi sekitar Rp500 miliar dalam waktu dekat.
Wakil Direktur Utama ISSP Tedja Sukmana Hudianto mengatakan rencana tersebut dilakukan untuk memperkuat modal kerja perusahaan. Adapun saat ini, emiten dengan kode ISSP itu sudah melakukan penjajakan dengan beberapa penjamin emisi untuk memuluskan rencana penerbitan obligasi.
“Kami baru saja melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) tahun lalu. Kami belum punya nama, kami ingin kenal-kenalan sambil memperkuat modal kerja, semoga segera terealisasi,” kata Tejda ketika dihubungi Bisnis, Jumat (15/8).
Meskipun belum bisa memastikan waktu yang tepat untuk merilis obligasi, dia berharap aksi korporasi tersebut bisa dilakukan tahun ini. Namun, bila tidak memungkinkan, paling lambat akan dilakukan pada kuartal I/2015.
Sebelumnya, rencana penerbitan obligasi telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). RUPSLB juga menyetujui tindakan direksi terkait penjaminan sebagian besar atau seluruh kekayaan perseroan untuk kepentingan perseroan dalam rangka penerbitan obligasi, sukuk, medium term notes atau instrumen surat utang lainnya, guna memperoleh fasilitas pinjaman dari lembaga keuangan baik bank maupun nonbank.
Sepanjang semester I/2014, ISSP membukukan penjualan senilai Rp1,65 triliun atau tumbuh 7,14% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,54 triliun. Namun, peningkatan beban pokok perusahaan pada akhirnya menekan laba bersih perseroan sehingga turun sebesar 7,2% menjadi Rp128 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sekitar Rp138 miliar.
“Penjualan tahun ini masih bagus, permintaan dari sektor consumer goods, otomotif dan konstruksi masih berlanjut. Yang menurun itu paling sektor migas karena banyak tender tertunda,” kata dia.
Ditargetkan, penjualan ISSP tahun ini bisa mencapai Rp3,8 triliun atau naik 8,57% dibandingkan dengan penjualan tahun lalu yang senilai Rp3,5 triliun.
Pada sisi lain, tahun ini perseroan akan memulai pembangunan pabrik baru di Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp1,5 triliun. Awalnya, proyek ini direncanakan dikembangkan sejak tahun lalu. Namun, perseroan masih ragu dengan kondisi perekonomian dan kondisi pemilu di Indonesia.
“Makanya sempat ditunda, tetapi sekarang kami akan mulai, rencananya pabrik beroperasi pada kuartal II/2016.”
Adapun sumber pendanaan sekitar 85% akan menggunakan pinjaman dari perbankan, baik lokal maupun asing melalui export credit Korea. Sisanya akan menggunakan dana kas internal. Untuk diketahui, perseroan menganggarkan belanja modal tahun ini senilai Rp500 miliar.
“Dengan perbankan kami masih diskusi. Kalau dana IPO sudah habis,” jelas dia.
Dengan ekspansi ini, kapasitas pabrik di Gresik bertambah sekitar 80.000 ton tiap bulan. Sehingga nantinya kapasitas produksi mereka tiap bulan ditargetkan mencapai 380.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Riendy Astria
Editor : Riendy Astria
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
3 jam yang lalu
Gerak BlackRock Cs di Saham Antam (ANTM) Jelang 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
55 menit yang lalu
Petrosea (PTRO) Rancang Stock Split, Harga Baru Efektif Januari 2025
22 jam yang lalu