Bisnis.com, JAKARTA – Industri farmasi di Indonesia berpotensi makin bergairah jelang penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) lewat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Program itu memacu produsen farmasi dalam negeri meningkatkan kapasitas produksinya terutama obat generik.
Hal itu sejalan dengan rencana Kementerian Kesehatan yang menargetkan pasar obat generik menjadi 90% pada 2014 dari posisi saat ini berkisar 11%, sementara negara maju sudah mencapai 70%.
Pertumbuhan industri farmasi juga didukung oleh meningkatnya masyarakat kelas menengah di Tanah Air yang sadar pentingnya kesehatan sehingga cenderung mencegah daripada mengobati.
Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi mencatat, pada 2010 total nilai industri farmasi di Indonesia mencapai US$3,7 miliar.
Pelaku industri farmasi memperkirakan angka itu naik tahun ini menjadi US$4,7 miliar.
Bahkan pada 2014 jumlahnya bisa menjadi US$6,1 miliar dan 25% dari total nilai itu untuk keperluan bahan baku.
Kondisi ekonomi global yang kurang kondusif juga tak banyak mempengaruhi industri farmasi. Kalangan perusahaan farmasi meyakini penjualan tahun depan tetap cemerlang.
Meski bahan baku farmasi mayoritas masih impor, kinerja sejumlah emiten farmasi lokal terlihat masih mampu mencetak laba.
PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) misalnya, dalam laporan keuangan semester I/2013 berhasil meraup laba bersih Rp429,3 miliar atau tumbuh 4,9% dibandingkan dengan semester I/2012 senilai Rp409,2 miliar.
Adapun laba bersih per saham naik dari Rp91 menjadi Rp95, tulis keterangan resmi Tempo Scan, Kamis (31/10/2013).
Raihan itu ditopang oleh pertumbuhan penjualan bersih perseroan sebesar 3% dari Rp3,2 triliun menjadi Rp3,3 triliun.
Pencapaian ini disumbangkan dari divisi farmasi yang tumbuh 6,5% dan produk konsumen & kosmetik dengan penjualan bersih meningkat 7,6% sedangkan divisi distribusi turun 1,4%.
Di sisi lain, perseroan mencatatkan EBITDA meningkat 5,7% atau sebesar Rp555,2 miliar sehingga marjin EBITDA menjadi 16,7% lebih tinggi dibandingkan periode sama 2012 sebesar 16,2%.
Atas perolehan kinerja tersebut perseroan telah mencairkan dividen tahun buku 2012 kepada pemegang saham pada tanggal 24 Juli 2013 dengan total sebesar Rp337,50 miliar atau setara dengan Rp75 per saham.
Sebagai produsen farmasi lokal, Tempo Scan memperhatikan perkembangan inflasi dalam negeri yang diperkirakan berkisar 7%-8% serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang telah melemah sekitar 10% (yoy).
Kedepan, perseroan berkomitmen mendukung program pemerintah dalam mengejar target produk obat-obat generik hingga 90% yang tujuannya masyarakat dapat meningkatkan kesehatan dengan memperoleh harga terjangkau.
Untuk mencapai target tersebut perseroan akan menambah kapasitas produksi di dalam negeri dan memperluas distribusi di pasar regional. (ra)
Industri Farmasi Bergairah, Laba Tempo Scan Tumbuh 4,9%
Industri farmasi dalam negeri diyakini makin bergairah jelang penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional lewat BPJS sementara laba bersih Tempo Scan Pacific naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
27 menit yang lalu