Bisnis.com, JAKARTA—Kontrak kopi anjlok ke level terendah sejak lebih dari empat dekade akibat potensi lonjakan hasil panen di Brasil menyusul masuknya musim hujan di negara produsen kopi terbesar dunia tersebut.
Menurut laporan Lembaga Pemantau Cuaca MDA di Maryland, Selasa (29/10/2013), peningkatan curah hujan di Brasil pada pekan ini akan memperbaiki kondisi buah kopi yang sudah mulai berbunga beberapa kali.
Sementara itu, kelembaban tanah juga akan meningkat di Kolombia sebagai negara produsen terbesar kedua setelah Brasil.
“Tanaman kopi yang terus berbunga di Brasil akan membuat para pedagang berpikir bahwa produksi akan meningkat lebih besar dari perkiraan awal,” ujar James Cordier, pendiri Optionsellers.com di Florida sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (30/10/2013).
Menurutnya, negara itu masih menyimpan cadangan kopi tahun lalu dan akan menjadikannya sebagai cadangan baru, sedangkan produksi dari Kolombia juga akan meningkat.
Kopi Arabika untuk pengiriman Desember turun 0,6% menjadi US$1,0695 per pound pada pukul 14.00 waktu setempat di bursa New York atau pukul 01.00 WIB setelah menyentuh angka US$1,066 atau yang terendah sejak Maret 2009. Harga kopi turun selama 11 sesi perdagangan berturut-turut atau yang terlama sejak 1972.