Bisnis.com, JAKARTA - Pada pekan lalu, pelaku pasar bereaksi positif terhadap perkembangan negosiasi fiskal dan plafon utang AS.
Setelah melalui negosiasi yang cukup lama, Kongres AS akhirnya mencapai kesepakatan untuk membiayai pemerintahan hingga 15 Januari 2014.
Keputusan ini mengakhiri penutupan kegiatan pemerintahan AS (shutdown) yang telah berlangsung sejak 1 Oktober 2013. Selain itu, Kongres AS juga menyetujui untuk menaikkan plafon utang AS hingga 7 Februari 2014, sehingga Pemerintah AS terhindar dari risiko gagal bayar utang.
Menurut tim analis Kresna Securities, kepercayaan pelaku pasar akan stabilitas sektor keuangan Indonesia juga semakin meningkat.
Hal ini tidak terlepas dari tercapainya kesepakatan kerja sama bilateral bertukar nilai mata uang (swap agreement) antara Bank Indonesia dengan Bank of Korea senilai US$10 miliar.
Sebelumnya, juga terjadi swap agreement dengan China dan Jepang masing-masing sebesar US$15 miliar dan US$12 miliar.
Nilai tukar Rupiah mengalami penguatan di pasar spot maupun pasar berjangka (NDF satu bulan kedepan), yang masing-masing menguat 4,1% (WoW) dan 0,9% (WoW), ditutup di level Rp10.904/US$ dan Rp10,959/US$.
Selain itu, hal ini juga terlihat dari menurunnya tingkat Credit Default Swap (CDS) Indonesia bertenor 5 tahun ke level 197, dari pekan sebelumnya di 222.
“Pada pekan lalu, tidak ada lelang SUN dikarenakan perayaan Iduladha. Pemerintah Indonesia akan kembali melakukan lelang SUN pada Selasa ini (22/10) dengan target indikatif sebesar Rp8,0 triliun,” tutur analis Kresna.