Bisnis.com, JAKARTA—Setelah kondisi ekonomi global berangsur positif terkait penaikan pagu utang AS (debt ceiling) yang disetujui senat, indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bakal melanjutkan penguatan selama profit taking tak terjadi.
“Jika pelaku pasar tidak panik dan tidak melakukan aksi ambil untung secara masif maka IHSG pun akan dapat dengan mudah mempertahankan penaikan jangka pendeknya,” ujar Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada, Minggu (20/10/2013).
Di sisi lain Reza berpendapat meskipun masih memiliki peluang untuk melanjutkan kenaikan, pergerakan indeks secara teknikal mingguan masih berada dalam tren variatif dengan kecenderungan sideways.
“Diperkirakan pekan depan IHSG akan berada pada rentang 4.420-4.576. Investor dapat mencermati sektor pertambangan, industri dasar, manufaktur, perdagangan, dan infrastruktur,” jelasnya.
Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan kemungkinan dengan meredanya sentimen negatif dari AS maka secara fundamental pergerakan bursa global juga bakal menjadi positif.
“ Selain itu sentimen positif di kawasan regional Asia adalah data PDB China yang naik 7,8% year on year. Hal itu diatas ekspektasi konsensus sebesar 7,7%,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (20/10/2013).
Namun di sisi lain setelah World Bank merevisi target pertumbuhan PDB Indonesia tahun ini dari 5,9% menjadi 5,6%, pasar mulai menunjukkan kekhawatiran jangka pendek. Tetapi menurut Lana, selama data ekonomi global dan Indonesia membaik, aliran dana asing bakal terus mengalir.
“Untuk data ekonomi Indonesia, setelah adanya membukukan hasil positif kemungkinan kemajuan masih akan terjadi. Di bulan ini mungkin bisa terjadi deflasi terkait bahan makanan,” tutur Lana.
Lebih lanjut IHSG masih mampu berada di zona positifnya sepanjang pekan kemarin. Meski transaksi asing masih mencatatkan nett sell yang lebih tinggi dari pekan sebelumnya, berkurangnya volume dan nilai perdagangan, serta terpotongnya hari libur panjang Idul Adha, laju IHSG masih mampu berada di zona hijau.
Sentimen dari kesepakatan rapat anggaran AS sedikit banyak berpengaruh pada IHSG. Pelaku pasar pun menilai bahwa kesepakatan tersebut nantinya akan tercapai sehingga akan menghindarkan ekonomi AS dari resesi.
“IHSG seperti perkiraan kami, masih dapat mempertahankan tren penaikan jangka pendeknya meski sepanjang pekan kemarin asing masih melakukan aksi jual sebesar Rp747,66 miliar atau lebih besar dari pekan sebelumnya senilai Rp299,07 miliar,” lanjut Reza.
Menurutnya untuk pekan depan, beberapa data ekonomi yang menjadi perhatian antara lain existing home sales,unemployment rate, richmond fed manufacturing index, ex-im price index, house price index, markit manufacturing PMI, initial jobless claims, dan non farm payrolls AS.