BISNIS.COM, JAKARTA-Laporan terbaru World Gold Council (WGC) menyatakan bank sentral di dunia tengah mendiversifikasi cadangan portofolionya dengan memburu logam mulia.
Laporan berjudul "Central bank diversification strategies – rebalancing from the dollar and the euro" itu meneliti tren yang berkembang atas perilaku bank sentral. Laporan baru dikeluarkan Kamis (14/3/2013) lewat website resminya.
Laporan itu menunjukka dolar AS masih merupakan mata uang global utama, namun dalam jangka panjang dominasinya kurang pasti.
Sebagai tanggapan, bank sentral mengurangi alokasi untuk dolar AS dan euro, dengan meningkatkan pembelian aset tradisional seperti emas dan yen Jepang serta alternatif baru termasuk renminbi China.
Cadangan resmi bank sentral global telah tumbuh dari US$2 triliun pada 2000 menjadi lebih dari US$12 triliun pada 2012.
"Emas memiliki sejarah panjang sebagai aset cadangan bagi bank sentral, dan dengan demikian dianggap yang tradisional," kata WGC dalam laporan itu.
Menurut lembaga yang berpusat di London itu, emas secara statistik tak berkorelasi dengan cadangan tradisional lainnya dan alternatif baru, sehingga membuatnya menjadi salah satu aset yang paling penting untuk diversifikasi dari dolar AS dan euro.
Sejalan dengan tren ini, bank sentral terus membeli emas pada kuartal keempat 2012 yang menandai kuartal kedelapan berturut-turut terjadinya pembelian bersih tertinggi sejak 1954.
"Emas memiliki pasar yang mendalam dan likuid tanpa risiko kredit, membuatnya menjadi salah satu aset yang paling menarik bagi bank sentral untuk dipertimbangkan dalam diversifikasi guna menjauh dari dolar AS dan euro," kata Ashish Bhatia, Manajer Urusan Pemerintahan WGC.
WGC: Diversifikasi Cadangan, Bank Sentral Dunia Terus Buru Emas
BISNIS.COM, JAKARTA-Laporan terbaru World Gold Council (WGC) menyatakan bank sentral di dunia tengah mendiversifikasi cadangan portofolionya dengan memburu logam mulia.Laporan berjudul "Central bank diversification strategies – rebalancing from
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu