Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Rabu (27/8/2025) waktu setempat, dengan indeks S&P 500 mencetak rekor penutupan tertinggi menjelang rilis laporan keuangan Nvidia.
Melansir Reuters pada Kamis (28/8/2025), indeks S&P 500 naik 0,24% dan ditutup pada level 6.481,40, melampaui rekor sebelumnya pada 14 Agustus. Indeks Nasdaq menguat 0,21% ke posisi 21.590,14, sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,32% ke 45.565,23.
Saham Nvidia, perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia sekaligus pemasok prosesor AI terdepan, sempat bergerak fluktuatif sebelum berakhir melemah tipis 0,1% jelang laporan kinerja kuartalan yang akan dirilis setelah penutupan pasar.
Dengan porsi sekitar 8% dalam S&P 500, kinerja Nvidia berpengaruh besar terhadap jutaan warga Amerika yang berinvestasi melalui reksa dana indeks untuk dana pensiun mereka.
“Nvidia akan membukukan pertumbuhan pendapatan yang luar biasa besar dalam sembilan bulan ke depan, di atas basis pendapatan yang sudah sangat besar,” ujar Manajer Portofolio Argent Capital, Jed Ellerbroek.
Dia melanjutkan, investor harus bersiap menghadapi kondisi di mana Nvidia bisa menyumbang persentase dua digit dalam S&P 500.
Baca Juga
Saham raksasa teknologi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bergerak variatif. Microsoft menguat hampir 1%, sementara Meta Platforms turun hampir 1%. Alphabet dan Amazon, yang juga menjadi pelanggan terbesar Nvidia, turut diawasi pasar.
Antusiasme terhadap saham terkait AI telah mendorong reli besar di sektor teknologi. Berdasarkan data LSEG, S&P 500 kini diperdagangkan lebih dari 22 kali laba per saham (price-to-earnings ratio), tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Kekhawatiran mengenai laju reli saham AI meningkat pekan lalu setelah CEO OpenAI Sam Altman memperingatkan potensi terbentuknya gelembung AI. Investor juga mencermati dampak perang dagang AS–China terhadap bisnis Nvidia di China, serta pengaruh perjanjian bagi hasil pendapatan terbaru dengan pemerintah AS terhadap proyeksi keuangan perusahaan.
Dari sisi kebijakan, pasar juga memantau upaya Presiden AS Donald Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook, langkah yang diperkirakan menghadapi tantangan hukum.
Jika berhasil, Trump berpeluang menunjuk pengganti yang sejalan dengan preferensi kebijakannya, yang berpotensi menekan independensi bank sentral.
Investor saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September, dengan mayoritas perusahaan pialang besar juga mendukung arah kebijakan tersebut.
Presiden Federal Reserve New York John Williams dalam sebuah wawancara menyatakan kemungkinan suku bunga dapat diturunkan pada suatu waktu. Namun, keputusan akan sangat bergantung pada data ekonomi yang keluar menjelang rapat The Fed bulan depan.