Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jababeka (KIJA) Bakal Lepas Sisa Saham Buyback 262,5 Juta Lembar

Kawasan Industri Jababeka (KIJA) akan menjual 262,5 juta saham hasil buyback di BEI mulai 10 September 2025 hingga 20 Juli 2026 untuk meningkatkan likuiditas.
Founder & Direktur Utama PT Jababeka Tbk. (KIJA) Setyono Djuandi Darmono (kanan) didampingi Wakil Direktur Utama Budianto Liman memberikan keterangan saat jumpa media di Jakarta, Rabu (17/7/2024)/Bisnis-Arief Hermawan P
Founder & Direktur Utama PT Jababeka Tbk. (KIJA) Setyono Djuandi Darmono (kanan) didampingi Wakil Direktur Utama Budianto Liman memberikan keterangan saat jumpa media di Jakarta, Rabu (17/7/2024)/Bisnis-Arief Hermawan P
Ringkasan Berita
  • PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) berencana mengalihkan 262,5 juta saham hasil buyback ke pasar modal mulai 10 September 2025 hingga 20 Juli 2026.
  • Pengalihan saham dilakukan sesuai ketentuan POJK dengan NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai eksekutor, dan harga minimal penjualan ditetapkan Rp148 per saham.
  • KIJA telah merealisasikan belanja modal Rp245 miliar pada semester I/2025, dengan fokus pada pengembangan utilitas dan infrastruktur kawasan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) berencana mengalihkan sisa saham hasil pembelian kembali (treasury stock) yang dimilikinya ke pasar modal.

Manajemen Jababeka menyampaikan bahwa perseroan masih menyimpan 262,5 juta saham hasil buyback yang dilakukan pada periode 18 Maret–17 Juni 2020 dengan harga rata-rata Rp147,79 per saham. Total dana yang digunakan untuk aksi buyback tersebut mencapai Rp47,84 miliar. Sebelumnya, pada 10–13 Juli 2025, Jababeka telah melepas 30 juta saham treasury, sehingga menyisakan 262,5 juta saham.

Direksi menjelaskan, pengalihan sisa saham treasury itu akan dilakukan secara bertahap di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai 10 September 2025 hingga 20 Juli 2026. NH Korindo Sekuritas Indonesia (XA) ditunjuk sebagai anggota bursa yang akan mengeksekusi penjualan saham, dengan harga minimal penjualan ditetapkan Rp148 per saham.

“Pengalihan saham treasury ini dilaksanakan mengacu pada ketentuan POJK No. 29/2023 tentang Pembelian Kembali Saham oleh Perusahaan Terbuka, serta POJK No. 2/2013 yang mengatur mekanisme penjualan saham hasil buyback,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Kamis (28/8/2025).

Lebih lanjut, perseroan menegaskan penjualan saham treasury akan mengikuti aturan teknis, antara lain hanya boleh dilakukan melalui satu anggota bursa, dilaksanakan 30 menit setelah pembukaan hingga 30 menit sebelum penutupan perdagangan, serta jumlah penjualan per hari maksimal 20 persen dari total saham treasury.

Manajemen menambahkan, langkah ini merupakan bagian dari kewajiban refloat buyback saham yang batas waktunya jatuh pada 20 Juli 2026. Dengan pelepasan saham treasury tersebut, perseroan berharap dapat memperkuat likuiditas saham KIJA di pasar.

KIJA Realisasikan Capex Rp245 Miliar Semester I/2025

Sebelumnya, Emiten pengembang properti dan kawasan industry tersebut telah merealisaikan belanja modal sebesar total Rp245 miliar pada semester I/2025.

Corporate Secretary KIJA Mulyadi Suganda menyampaikan perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar total Rp650 miliar pada 2025. Jumlah itu terdiri atas capex untuk pemeliharaan (maintenance) sebesar Rp300 miliar dan capex untuk akuisisi lahan Rp350 miliar.

"Per semester I/2025, realisasi [capex] maintenance mencapai Rp85 miliar, sedangkan akuisisi lahan Rp160 miliar," tulisnya dalam laporan paparan publik, dikutip Selasa (12/8/2025).

Menurut Mulyadi, KIJA optimistis seluruh alokasi belanja modal akan terserap sesuai rencana, sejalan dengan progres proyek-proyek strategis perseroan.

Saat ini, Jababeka tengah fokus untuk mengembangkan utilitas dan infrastruktur kawasan, termasuk listrik, logistik di Cikarang Dry Port, dan jasa/utilitas kawasan. Langkah itu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang perseroan.

Di tengah derasnya arus penanaman modal di Indonesia, lanjutnya, KIJA menggulirkan strategi pemasaran yang lebih agresif, penawaran lahan siap bangun atau ready to build, menambah layanan pendukung seperti utilitas, logistik, dan fasilitas pendukung investasi, serta fasilitas perizinan terpadu bagi calon tenant.

"Kami optimistis tren ini akan berlanjut hingga akhir tahun, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang proinvestasi. Untuk mendukung pertumbuhan dan kesinambungan, kami juga merencanakan penambahan land bank di lokasi strategis, termasuk percepatan pengembangan Kawasan Industri Kendal sebagai proyek unggulan 2025," pungkasnya.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro