Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa Amerika Serikat pekan ini akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan Nvidia Corp, yang dipandang sebagai barometer utama reli sektor kecerdasan buatan AI di tengah tekanan pada saham teknologi AS.
Melansir Reuters pada Senin (25/8/2025), sektor teknologi, yang menjadi penggerak utama bursa, terkoreksi 1,6% sepanjang pekan lalu setelah reli panjang, sehingga menekan indeks-indeks utama Wall Street.
Namun, pelemahan mereda pada perdagangan Jumat (22/8/2025) setelah komentar Ketua The Federal Reserve Jerome Powell yang memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Berbekal dominasi produk AI, lonjakan harga saham Nvidia dalam beberapa tahun terakhir telah menopang sektor teknologi sekaligus pasar secara keseluruhan. Bulan lalu, kapitalisasi pasar Nvidia bahkan menembus US$4 triliun, menjadikannya perusahaan pertama yang mencapai level tersebut.
Matthew Maley, Kepala Strategi Pasar di Miller Tabak menilai, investor kini lebih waspada menjelang laporan keuangan Nvidia.
“Ketika sektor sedang turun, dan saham terpenting di sektor tersebut melaporkan kinerja, dampaknya akan jauh lebih besar dari biasanya," jelasnya.
Baca Juga
Saham Nvidia sudah naik lebih dari 30% sepanjang 2025, sehingga akumulasinya sejak Oktober 2022 mencapai lebih dari 1.400%. Perusahaan berbasis di California itu dianggap sebagai barometer antusiasme pasar terhadap AI, yang juga mengangkat saham perusahaan teknologi lain hingga penyedia infrastruktur pendukung seperti energi dan sistem pendingin.
Matt Orton, Kepala Strategi Pasar di Raymond James Investment Management menuturkan, Nvidia hampir dipandang sebagai tolok ukur perkembangan AI. Dia mengatakan, hasil kinerja Nvidia akan memberi sinyal penting bagi perdagangan AI yang menjadi pendorong utama penguatan S&P 500 tahun ini.
Analis menilai pelemahan saham teknologi belakangan ini dipicu oleh sejumlah faktor, mulai dari peringatan CEO OpenAI Sam Altman soal euforia berlebihan investor terhadap AI, hingga studi dari MIT yang meragukan tingkat pengembalian investasi AI.
Nvidia akan menutup musim laporan keuangan kuartal II perusahaan AS yang sejauh ini melampaui ekspektasi. LSEG IBES mencatat, laba perusahaan dalam indeks S&P 500 diperkirakan naik 12,9% dari tahun sebelumnya, jauh di atas proyeksi awal 5,8%.
Menurut analis Goldman Sachs, “Magnificent Seven”—kelompok saham berkapitalisasi jumbo seperti Nvidia, Apple, dan Microsoft—mencatat lonjakan laba 26% tahun ini, jauh di atas kenaikan 7% pada 493 saham lain di indeks. LSEG memperkirakan Nvidia akan membukukan kenaikan laba per saham 48% dengan pendapatan US$45,9 miliar pada kuartal fiskal kedua.
Paul Roach, Manajer Portofolio di Allspring Global Investments, menilai prospek permintaan Nvidia tetap solid.
“Komentar Nvidia soal permintaan kemungkinan bernada optimistis, karena sebagian besar pelanggan utama mereka justru menaikkan belanja modal dalam beberapa kuartal terakhir,” ujarnya. Permintaan pun semakin meluas, tak hanya dari raksasa teknologi tetapi juga sektor lain.
Data Ekonomi AS Jadi Sorotan
Selain laporan Nvidia, investor juga akan mencermati data ekonomi AS pekan ini, termasuk sentimen konsumen dan inflasi.
Meski saham teknologi melemah, S&P 500 masih mencatat kenaikan tipis sepanjang pekan lalu dan kini naik sekitar 10% sejak awal tahun, mendekati rekor tertinggi. Indeks Dow Jones bahkan ditutup pada rekor tertinggi baru pada Jumat.
Namun, analis memperingatkan reli pasar sulit berlanjut tanpa dukungan sektor teknologi, mengingat bobotnya mencapai 33% dari S&P 500. Nvidia sendiri memiliki porsi hampir 8% di indeks tersebut.
“Kalau saham teknologi terus melemah, indeks pun akan ikut terkoreksi. Tidak ada jalan lain,” tegas Maley.