Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibayangi Tekanan Global, Cermati Pergerakan TOBA, INDF hingga BMRI

IHSG berpotensi melanjutkan koreksi ke level 7.800–7.850 di tengah sentimen tarif Trump, dengan sejumlah saham seperti TOBA, INDF, BMRI & GJTL direkomendasikan.
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (21/7/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (21/7/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih melanjutkan koreksi pada perdagangan hari ini, Rabu (27/8/2025). Sejumlah saham direkomendasikan, mulai dari TOBA, INDF, BMRI, hingga GJTL.

Indeks komposit tercatat parkir di level 7.905,76 atau turun 0,27% pada perdagangan kemarin, Selasa (26/8). Pelemahan ini sejalan dengan pergerakan mayoritas indeks bursa Asia yang turut tertekan oleh sentimen global.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan pemicu datang dari pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang kembali mengancam penerapan tarif impor 200% jika China menahan ekspor mineral tanah jarang.

“Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif terhadap negara-negara yang tidak menghapus pajak digital dan peraturan terkait,” ujarnya melalui riset harian.

Selain itu, investor turut mencermati perkembangan hubungan dagang Amerika Serikat dengan Korea Selatan. Kedua negara telah menyepakati pemberlakuan tarif impor 15% atas produk ekspor Korsel, yang memicu kekhawatiran pasar regional.

Secara teknikal, indikator MACD tercatat mengalami death cross dengan volume jual yang meningkat. Sementara itu, Stochastic RSI bergerak di area pivot. Kondisi tersebut memberikan sinyal bahwa tekanan jual masih dominan.

“Diperkirakan dalam jangka pendek, koreksi IHSG masih berpeluang berlanjut menguji level support di 7.800 hingga 7.850,” pungkas Valdy.

Dari sisi sentimen global, Valdy menuturkan bahwa pelaku pasar menantikan rilis data keyakinan konsumen Jerman (GfK Consumer Confidence) untuk September 2025 yang diperkirakan stabil di level -21,5. Di sisi lain, data cadangan minyak mentah AS juga akan menjadi perhatian setelah pekan sebelumnya turun 6,01 juta barel.

Di tengah dinamika pasar, sejumlah saham direkomendasikan untuk dicermati. Phintraco memiliki PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) sebagai top picks hari ini.

Sementara itu, Tim Riset MNC Sekuritas memperkirakan posisi IHSG saat ini berada pada bagian wave [v] dari wave 1 dari wave (3) pada label hitam. Level support indeks diproyeksikan di 7.800 dan 7.680, sementara resistance di 8.008 dan 8.103.

“Berarti masih terdapat ruang IHSG menguat menguji 8.025-8.102, namun tetap cermati akan adanya koreksi jangka pendek ke rentang 7.815-7.831,” tulis MNC Sekuritas.

Berikut rekomendasi saham pilihan MNC Sekuritas hari ini:

BMRI – Buy on Weakness

BMRI terkoreksi 1,01% ke 4.900 disertai tekanan jual, meski koreksinya masih tertahan oleh MA60. Posisi BMRI diperkirakan berada di awal wave [ii] dari wave C.

- Buy on Weakness: 4.690–4.870

- Target Price: 5.050, 5.150

- Stoploss: below 4.660

BUKA – Spec Buy

BUKA menguat 1,64% ke 180 meski diiringi tekanan jual. Saat ini, BUKA diperkirakan berada pada bagian wave 5 dari wave (1).

- Spec Buy: 171–178

- Target Price: 189, 197

- Stoploss: below 166

BUMI – Buy on Weakness

BUMI bergerak flat di 112 dengan peningkatan volume pembelian. Pergerakan saham ini mampu bertahan di atas MA20 dan diperkirakan berada di awal wave (b).

- Buy on Weakness: 108–111

- Target Price: 122, 127

- Stoploss: below 106

GJTL – Buy on Weakness

GJTL terkoreksi 0,48% ke 1.030 dengan volume penjualan yang meningkat. Saat ini, GJTL diperkirakan berada pada bagian wave [v] dari wave C dari wave (B).

- Buy on Weakness: 995–1.020

- Target Price: 1.070, 1.090

- Stoploss: below 990

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro