Prospek Cuan Saham ACES
Analis BRI Danareksa Sekuritas Christy Halim dan Sabela Nur Amalina merekomendasikan hold untuk saham ACES. Salah satu alasannya tercermin dari pelemahan kinerja perseroan sepanjang paruh pertama 2025.
Para analis menilai, lemahnya kinerja perseroan sepanjang paruh pertama 2025 terutama disebabkan oleh daya beli masyarakat yang masih rendah. ACES juga mencatat SSSG pada Juni 2025 turun 4,8% dan turun sebesar 2,9% sepanjang periode Januari–Juni 2025.
Sementara itu, berdasarkan wilayah geografis, SSSG ACES juga terkoreksi, dengan koreksi terdalam terjadi di Jakarta sebesar 6,3%, luar Jawa 4,7%, dan Jawa di luar Jakarta sebesar 4,4%.
"Tanpa adanya perubahan signifikan pada kondisi makro, kami memperkirakan tren ini akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan," katanya dalam riset yang dipublikasikan Selasa (22/7/2025).
Proyeksi ini telah mempertimbangkan Boom Sale yang dilakukan ACES hingga akhir Juli lalu. Menurut para analis, berdasarkan data historis, dampak Boom Sale terhadap pertumbuhan pendapatan di bulan tersebut, berangsur menurun dalam tiga tahun terakhir.
Para analis memprediksi, perbaikan kinerja ACES baru akan tampak pada kuartal IV/2025, yang ditopang oleh faktor musiman menjelang akhir tahun. Sementara itu, sepanjang 2025, para analis mengestimasikan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,2% YoY, dengan proyeksi SSSG yang stagnan dan koreksi laba sebesar 17,4% YoY.
"Dengan prospek yang masih lemah saat ini, kami mempertahankan rekomendasi hold untuk saham ini dengan target harga yang tidak berubah di Rp520," katanya.
Sebaliknya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Abyan Habib justru merekomendasikan buy terhadap saham ACES. Namun, rekomendasi tersebut diikuti dengan target harga yang direvisi turun sejalan dengan lemahnya kinerja ACES.
Adapun sepanjang paruh pertama 2025, beban operasional ACES tumbuh lebih cepat dibandingkan penjualan yang berhasil dibukukan perseroan. Hal itu dinilai menjadi implikasi dari ekspansi gerai yang dilakukan oleh ACES, sehingga laba operasional paruh pertama 2025 turun 35,5% YoY menjadi Rp259 miliar.
"Tekanan biaya datang dari sewa, gaji, distribusi, dan A&P, meski sebagian tertahan oleh pendapatan operasional lainnya," tulisnya dalam riset yang dipublikasikan Selasa (19/8/2025).
Abyan memprediksi, earnings per share ACES pada 2025 akan susut 21,8% karena SSSG yang melemah dan margin kotor di level 45–46%. Namun, pertumbuhan pendapatan ACES akan lebih ditopang oleh pembukaan 25–30 gerai.
Manajemen ACES juga merevisi pendapatan mereka dalam tahun penuh 2025. Sebelumnya, ACES menargetkan pertumbuhan pendapatan di level mid single digit. Dengan pertumbuhan pendapatan sekitar 3,24%, ACES merevisi target pendapatan mereka menjadi mid to low single digit sepanjang 2025.
Selain itu, rencana kembalinya Ace Hardware ke Indonesia melalui Grup MAP dinilai bakal berpotensi menekan posisi ACES di pasar ritel Tanah Air.
Abyan merekomendasikan trading buy untuk saham ACES dengan target harga Rp550 per lembar. Target harga itu mencerminkan potensi kenaikan 19,56% dari harga ACES hari ini Rp460 per lembar.
"Kami menurunkan rekomendasi ACES, setelah hasil paruh pertama 2025 yang lemah dan outlook yang hati-hati. Selain itu, permintaan tetap lesu, sementara persaingan meningkat dari MDIY, ACE AS lewat Grup MAP, dan impor e-commerce," tambahnya.
Adapun potensi penurunan kinerja ACES mencakup SSSG yang lebih lemah dari ekspektasi, tekanan daya beli yang berkepanjangan, penutupan toko, hingga membengkaknya opex dari rebranding AZKO.
“Tekanan kompetitif meningkat dari ekspansi agresif MDIY dan rencana masuk kembali ACE AS lewat MAP, yang bisa mengganggu segmen premium perkotaan,” tutupnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.