MEDC selama enam bulan pertama 2025 membukukan pendapatan sebesar US$1,13 miliar, atau tergerus -2,3% secara tahunan (year-on-year/YoY). Hal ini menyebabkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih anjlok 81,52% YoY menjadi US$37,36 juta.
Penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh harga realisasi minyak yang turun signifikan menjadi US$69,5/barel, alias kontraksi -14% YoY.
Riset Samuel Sekuritas yang ditulis Juan Harahap dan Fadhlan Banny, menyatakan bahwa MEDC memiliki ketahanan yang rentan terhadap fluktuasi harga minyak global karena penjualannya didominasi oleh minyak.
Riset tersebut membandingkan dengan fundamental PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) yang dirasa lebih memiliki daya tahan, karena penjualan minyak ENRG hanya berkontribusi 35% dari total pendapatan.
Riset tersebut menghitung, setiap ada perubahan harga minyak sebesar sekitar 1,0%, maka hanya berdampak sekitar 1,8% terhadap pendapatan ENRG.
"MEDC memiliki sensitivitas lebih tinggi sebesar kurang lebih 4,8%, karena minyak mendominasi bagian terbesar dari sekitar 60% penjualan minyak dan gas," tulis riset Samuel Sekuritas.
Baca Juga
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.