Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Melemah ke Rp16.329 Saat Dolar AS Tergelincir

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke posisi Rp16.329,5 pada perdagangan hari ini, Senin (28/7/2025).
Pegawai menunjukan mata uang dolar AS dan rupiah di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (15/7/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang dolar AS dan rupiah di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (15/7/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke posisi Rp16.329,5 pada perdagangan hari ini, Senin (28/7/2025). Pada saat bersamaan, greenback mengalami kontraksi. 

Mengutip Bloombergrupiah dibuka melemah 9,50 poin atau 0,06% menuju Rp16.329,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,01% ke 97,63.

Sementara itu, mata uang di Asia dibuka bervariasi. Yen Jepang melemah 0,12% bersama rupee India sebesar 0,13%. Sementara itu, won Korea dan peso Filipina masing-masing menguat 0,19% dan 0,11% terhadap dolar AS.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi memproyeksikan nilai tukar rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp16.310 hingga Rp16.360 pada hari ini. 

Menurutnya, sejumlah sentimen di dalam maupun luar negeri mempengaruhi kinerja rupiah dan penguatan dolar AS. Di luar negeri, AS sepakat memangkas tarif impor barang dari Jepang menjadi 15% dari semula 25%. 

“Hal ini memperkuat sentimen bahwa negara-negara lain juga dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan sebelum batas waktu,” kata Ibrahim dalam keterangan resminya, Jumat (25/7/2025). 

Selain itu, tensi The Fed dengan Donald Trump disebut memanas setelah Trump mengkritik renovasi kantor pusat The Fed yang telah lama direncanakan. 

Ancaman terhadap independensi The Fed bersamaan dengan ketidakstabilan geopolitik, membuat indeks dolar AS kembali menguat. 

Dari dalam negeri, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi dapat mencapai target 5,2% seiring kondisi pasar yang lebih kondusif di paruh kedua. 

Ibrahim menyatakan bahwa sentimen positif atas sebagian komponen PDB membuat tren anjloknya pertumbuhan ekonomi pada dua kuartal belakangan masih bisa diimbangi dengan sisa tahun 2025. 

“Misalnya dengan realisasi beberapa kesepakatan dagang dan sinyal positif lain, dan berharap 2025 masih mampu menjangkau 5,2%,” kata Ibrahim. 

Tidak hanya itu, Ibrahim menilai, indeks keyakinan konsumen per Juni 2025 naik tipis ke level 117,8 basis poin dari sebelumnya 117,5 bps. Begitu juga dengan indeks penjualan riil ke 233,7 bps dari sebelumnya 232,4 bps.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro