Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tahun ini sebesar Rp13,5 triliun tercapai. Terdapat sejumlah faktor pendorong yakni momentum penurunan suku bunga acuan.
Direktur Pengaturan Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menjelaskan selama pekan lalu, RNTH di BEI tercatat sebesar Rp11,08 triliun. Namun, secara kumulatif sejak awal tahun, BEI telah membukukan RNTH sebesar Rp13,07 triliun.
Data perdagangan saham di BEI selama sepekan lalu atau periode 14 – 18 Juli 2025 juga menunjukkan terjadi kenaikan RNTH BEI yaitu sebesar 49,98% menjadi Rp16,62 triliun, dari Rp11,08 triliun pada pekan sebelumnya.
Secara bulanan, tren RNTH menunjukkan peningkatan selama tiga bulan terakhir dari April hingga Juni 2025, bahkan sempat mencapai Rp13,29 triliun pada Juni 2025.
"Peningkatan ini menjadi sinyal positif untuk mencapai target RNTH di tahun ini, yang didukung oleh sejumlah peluang, seperti penurunan suku bunga acuan BI [Bank Indonesia], penguatan kurs rupiah, serta progres negosiasi tarif antara Indonesia dan AS yang berjalan cukup positif sejauh ini," tulis Irvan dalam jawaban tertulisnya pada Senin (21/7/2025).
Selain RNTH, data BEI juga menunjukkan peningkatan pada rata-rata frekuensi transaksi harian selama pekan lalu yaitu sebesar 47,22%, menjadi 1,69 juta kali transaksi dari 1,14 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Baca Juga
Kenaikan juga dialami oleh rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini sebesar 28,16% menjadi 25,75 miliar lembar saham dari 20,09 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Kemudian kapitalisasi pasar BEI mengalami peningkatan sebesar 5,44% menjadi Rp13.079 triliun, dari Rp12.404 triliun pada sepekan sebelumnya.
Lalu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan lalu turut mengalami kenaikan sebesar 3,75%, ditutup pada level 7.311,91 pada perdagangan 18 Juli 2025.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.