Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat masih mengalami underperform sejak awal tahun 2025. Lalu, bagaimana pergerakannya di kawasan Asia Tenggara dan Asia?
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG menjadi indeks dengan kinerja terbaik ketiga di kawasan Asia Tenggara, dan ke-8 di kawasan Asia Pasifik. Menurutnya, pergerakan ini menjadi salah satu yang terkuat di Asia Tenggara.
“IHSG bisa dikatakan lebih menarik jika dibandingkan dengan pergerakan indeks lain. Kondisi makro domestik relatif kondusif, dan kondisi pasar modal di Tanah Air juga relatif kondusif,” kata Nafan, Jumat (11/7/2025).
Nafan melanjutkan, saham-saham perbankan juga mulai mengalami kenaikan, yang mendorong penguatan pada IHSG.
Di sisi lain, Nafan juga melihat terdapat sejumlah katalis yang dapat mendorong pergerakan IHSG selanjutnya. Salah satunya adalah kinerja laporan keuangan emiten-emiten di pasar modal yang mulai mengalami recovery.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga menurutnya berkomitmen untuk menerapkan kebijakan pro growth. Dia juga memandang BI masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis points.
Baca Juga
“Kalau BI menurunkan suku bunga acuan, reduction of borrowing cost effect bisa terbuka lebar sehingga konsumsi domestik yang kuat tercipta dan memompa pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya.
Sebagai informasi, secara year to date, IHSG tercatat masih melemah 0,46%. Akan tetapi, IHSG tercatat menjadi indeks terkuat ketiga di regional, dan terkuat ke-8 di kawasan Asia Pasifik.
Di regional, pergerakan IHSG hanya kalah dari indeks Vietnam VN-Index yang menguat 14,12% sejak awal tahun, dan indeks Singapura, Strait Times Index STI yang menguat 7,93% YTD.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.