Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Annisa Kurniasari Saumi

Reporter Bisnis.com

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya. Memiliki pengalaman meliput isu pasar modal, finansial, dan ekonomi sejak 2018.

Lihat artikel saya lainnya

BEI Dorong Likuiditas Pasar Tak Hanya Bergantung Saham Big Caps

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan agar terlepas dari ketergantungan saham big caps.
Karyawan beraktivitas di depan layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (09/04/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di depan layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (09/04/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan telah melakukan sejumlah upaya agar likuiditas pasar saham tidak bergantung pada saham-saham big caps.

Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan masalah likuiditas terkait dengan masalah suplai di Bursa. Menurut Iman, BEI bekerja sama dengan stakeholders berusaha agar semakin banyak perusahaan-perusahaan lighthouse melakukan IPO di BEI.

“Sebagai gambaran, tiga sudah listing, dan di target kami ada dua lagi,” kata Iman, dalam konferensi pers BEI, Rabu (25/6/2025).

Iman juga mengatakan BEI tidak hanya menargetkan jumlah IPO, tetapi juga kualitas IPO.

Selain meningkatkan jumlah lighthouse IPO, BEI juga melakukan sejumlah upaya untuk menaikkan likuiditas. Upaya tersebut seperti mengenalkan produk foreign index atau kontrak berjangka indeks asing yang diluncurkan awal tahun ini.

Kontrak berjangka indeks ini berdasarkan foreign index futures MSCI Hong Kong.

Kemudian Bursa juga menurutnya memperbanyak produk derivatif seperti single stock futures untuk meningkatkan likuiditas.

“Jadi bicara likuiditas tidak hanya terkait dengan IPO, tetapi produk-produk derivatifnya,” ucap Iman.

Selain itu, kata Iman, peluncuran liquidity provider juga menjadi salah satu upaya Bursa untuk meningkatkan likuiditas perdagangan. DIa mengatakan liquidity provider ini akan meluncur pada kuartal III/2025.

Lebih lanjut, Iman juga menyebut Bursa menargetkan untuk bisa membuka kode domisili pada kuartal III/2025.

“Kode domisili kami buka hanya di sesi kedua. Ini akan kami buka juga di akhir sesi pertama,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan salah satu instrumen untuk meningkatkan likuiditas pasar, short selling saat ini masih ditunda penerapannya.

“Short selling memang masih di-hold sampai 26 September. Kami harap setelah itu kita lihat kondisi pasar apakah memungkinkan dengan adanya short selling, juga kami harapkan akan dapat meningkatkan likuiditas pasar,” tutur Jeffrey.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper