Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Saham Syariah atau Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) terus melaju di tengah perlambatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejumlah saham yang bergerak di bidang teknologi dan komoditas menjadi penopang.
Melansir data statistik BEI per Jumat (20/6/2025), performa ISSI naik 4,31% sejak awal tahun, melampaui IHSG yang turun negatif 2,44%. Adapun, salah satu penekan IHSG disebabkan oleh koreksi harga saham big caps dari sektor perbankan.
Saat ini, sebanyak 614 saham yang tergabung dalam ISSI memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp7.498 triliun atau setara 62% dari total kapitalisasi IHSG. Saham dengan kapitalisasi pasar terbesar pada indeks ini adalah TPIA, BYAN, AMMN, DSSA, dan DCII.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI) Irwan Abdalloh mengatakan pergerakan indeks saham syariah yang melampaui IHSG sangat wajar terjadi. Menurut dia, saat ini penyebab dari penurunan IHSG adalah saham-saham non-syariah yang berasal dari sektor perbankan.
“Jadi kita harus lihat dulu, yang bikin IHSG itu turun saham-saham apa saja. Kalau ternyata non-syariah ya wajar,” ucap Irwan ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (19/6/2025).
Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan penguatan indeks saham syariah tersebut saat IHSG tertekan telah sesuai dengan harapan bursa. Menurut dia, pemilihan saham-saham syariah saat ini melalui satu proses manajemen risiko yang lebih baik.
“Karena berinvestasi secara syariah, kalau kita lihat memang secara manajemen risiko itu kan jauh lebih baik,” ujar Jeffrey.
Analis dan VP Head of Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menjelaskan penguatan ISSI terdorong oleh sejumlah faktor sejak awal tahun. Faktor pertama menurutnya adalah tekanan koreksi perbankan seiring dengan tekanan jual asing yang deras dari bank Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) IV yang menandakan rebalancing.
“Selain itu, faktor lainnya datang dari penguatan emiten akibat respons atas ekspansi seperti WIFI yang naik 407%, DCII naik 257%,” kata Audi, dikutip Minggu (22/6/2025).
Selain itu, kata dia, penguatan terhadap indeks saham syariah juga terjadi karena penguatan harga komoditas. Hal ini membuat saham seperti ARCI naik 164%, saham ANTM meningkat 109%, dan PSAB naik 101% sejak awal tahun.
“Investor dapat memanfaatkan peluang dari konstituen ISSI terlebih yang terdampak positif pada sentimen di atas dalam jangka menengah,” ucap Audi.
Adapun, Audi menjelaskan saham-saham pilihan dari indeks ISSI seiring dengan valuasi yang masih menarik adalah saham MEDC, dengan rekomendasi trading buy, dengan target harga atau target price (TP) sebesar Rp1.590 per saham.
Lalu, trading buy saham TAPG, dengan TP sebesar Rp1.030, buy saham BIRD dengan TP Rp2.220, dan trading buy saham MDKA dengan TP Rp2.500 per saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.