Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan Saham Sektor Teknologi & Infrastruktur Melesat Tinggalkan Energi

Sektor teknologi dan infrastruktur melonjak di 2025 karena penurunan suku bunga dan masuknya dana asing, sementara energi melemah akibat harga batu bara turun.
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pasar modal mencatat perbedaan kinerja yang tajam antar sektor. Penguatan IHSG sejauh ini tidak diikuti distribusi pertumbuhan yang merata di seluruh sektor saham.

Sektor energi (IDXENERGY), yang berisi emiten minyak, gas, batu bara, dan layanan pendukung, menjadi jawara pada 2024 dengan pertumbuhan 28,01%. Namun, sepanjang 2025 hingga 11 Agustus, pertumbuhannya melambat menjadi 12,82% year to date (YtD).

Kondisi serupa terjadi di sektor finansial yang hanya naik 3,12% YtD, serta sektor konsumer siklikal yang justru terkoreksi 4,18% YtD.

Sebaliknya, sektor teknologi (IDXTECHNO) yang pada 2024 anjlok 9,87%, kini memimpin dengan lonjakan 117,95% YtD. Sektor infrastruktur (IDXINFRA) juga mencatatkan penguatan signifikan sebesar 31,58% YtD.

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia, menjelaskan bahwa sejumlah sentimen sepanjang 2025 telah mengubah dinamika investasi di setiap sektor pasar saham Indonesia.

Terkait penguatan sektor teknologi dan infrastruktur, Liza menilai kombinasi penurunan suku bunga, meredanya ketidakpastian politik global pasca-tarif Trump, serta masuknya dana asing ke saham berkapitalisasi besar mendorong kenaikan kedua sektor tersebut.

Sebaliknya, sektor energi yang sebelumnya menjadi primadona kini tertinggal akibat pelemahan signifikan harga batu bara global.

“Mengingat bobot terbesar sektor energi di Bursa ada pada emiten batu bara, penurunan harga komoditas ini langsung menekan kinerja dan membuat sebagian investor melakukan taking profit setelah reli panjang di 2024,” kata Liza saat dihubungi, Selasa (12/8/2025).

Sementara di sektor konsumer, finansial, dan non-siklikal, meski kinerja fundamental emiten relatif stabil, hal itu belum cukup memicu euforia beli.

Liza menambahkan, investor kini cenderung memburu sektor dengan potensi re-rating cepat atau katalis kuat, sehingga sektor defensif tertinggal dari kenaikan indeks acuan.

Senada, Retail Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany, mengatakan pelemahan sektor energi juga dipengaruhi kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat tarif yang diberlakukan Trump.

Menurutnya, meski sektor ini memperoleh sentimen positif, dampaknya tidak signifikan terhadap kinerja sektoral. Investor pun cenderung meninggalkan sektor defensif karena prospek dan sentimen di sektor lain dinilai lebih menarik.

Berbeda dengan Liza, Indri menilai penguatan teknologi dan infrastruktur lebih disebabkan pergerakan saham berkapitalisasi besar. Ia mencontohkan, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang menjadi pendorong sektor infrastruktur, terutama setelah mendapat sentimen positif dari MSCI.

“Sementara itu, pergerakan sektor teknologi pun mayoritas dipengaruhi oleh saham DCII dan MLPT. Sebagaimana yang diketahui juga bahwa kedua saham tersebut dilabeli sebagai saham ‘hedging’ karena transaksi pada saham tersebut cukup terbatas sebab memiliki harga yang premium,” ujarnya.

Sepanjang 2025, saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) telah menguat 560,93%, sementara PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) naik 234,59% YtD ke Rp61.900 per saham.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro