Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMI Targetkan 50% Pendapatan dari Non-Batu Bara di 2030

Bumi Resources (BUMI) menargetkan pendapatan non-batu bara dapat berkontribusi hingga 50% ke total pendapatan perseroan pada 2030 mendatang.
Aktivitas pertambangan di Site Asamasam PT Arutmin Indonesia milik PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Selasa (24/10/2023). Artha Adventy-Bisnis.
Aktivitas pertambangan di Site Asamasam PT Arutmin Indonesia milik PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Selasa (24/10/2023). Artha Adventy-Bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menargetkan pendapatan non-batu bara dapat berkontribusi sebesar 50% dari total pendapatan perseroan pada 2030.

Vice President Investor Relations & Chief Economist Bumi Resources Achmad Reza Widjaja menjelaskan perseroan berharap akan ada pendapatan non-batu bara sekitar 50% dari total pendapatan perseroan.

“Kalau kita lihat sekarang ini, 17% pendapatan dari non-batubara. Karena kami ada konsolidasi dengan Bumi Resources Minerals, kami punya saham 20% di BRMS, jadi ada masukan pendapatan atau profit dari BRMS tentunya,” ujar Reza pekan lalu.

Reza juga menyampaikan pada 2026 nanti, produksi BRMS dapat meningkat. Lalu, pada 2027 dan seterusnya, Reza meyakini pendapatan non-batu bara termal BUMI akan terus meningkat sampai nantinya tahun 2060.

Reza menuturkan BUMI juga akan melirik berbagai usaha tambang lainnya, bukan hanya batu bara. Menurutnya, hal ini sesuai dengan keahlian perseroan di sektor tambang.

Unlocking the future, ini yang kami akan angkat. Kami notabene tidak melihat batu bara ke depan itu akan menjadi penopang dari bisnis kita sendiri,” kata Reza.

Menurutnya, BUMI akan mengubah perusahaan ini dengan bisnis yang tadinya hanya berfokus pada batu bara menjadi non-batubara. Hal ini sesuai dengan yang diwacanakan oleh pemerintah dan dunia.

Lebih lanjut, untuk mendukung diversifikasi ini, Reza menjelaskan BUMI baru saja mengumumkan akuisisi emas Wolfram, Australia. BUMI berharap tambang ini dapat berproduksi pada satu atau dua tahun pertama.

“Akuisisi Wolfram, kami harap tahun depan, tahun pertama dan kedua kami sudah dapat melakukan produksi,” tutur Reza.

Dengan berproduksinya tambang emas Wolfram tersebut, Reza berharap hal ini dapat menambah pendapatan perseroan dalam jangka pendek.

Sebagai informasi, telah menandatangani kesepakatan awal (term sheet agreement) dengan Wolfram Limited (Wolfram), sebuah perusahaan yang berbasis di Australia yang bergerak di bidang pertambangan emas dan tembaga. 

Menurut manajemen, akuisisi Wolfram merupakan langkah strategis yang sejalan dengan rencana transformasi BUMI, mengingat potensi Wolfram memproduksi emas dan tembaga dalam waktu relatif singkat, yang memberikan nilai tambah bagi pemegang saham BUMI.

Penyelesaian transaksi ini masih menunggu persetujuan dari Foreign Investment Review Board (FIRB) di Australia.

Manajemen juga menjelaskan BUMI telah melakukan sejumlah kajian secara komprehensif selama beberapa tahun terakhir untuk mendukung strategi diversifikasi dan saat ini fokus pada aset-aset yang sedang dalam tahap produksi atau yang berpotensi memulai produksi dalam waktu dekat.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper