Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertahan Data Tenaga Kerja AS, Harga Emas Masih Menguat 0,65% dalam Sepekan

Harga emas menguat sepanjang pekan lalu meskipun ditutup anjlok pada akhir perdagangan Jumat setelah data ketenagakerjaan AS yang melampaui ekspektasi.
Karyawati memperlihatkan logam mulia di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta, Senin (2/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan logam mulia di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta, Senin (2/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat sepanjang pekan lalu meskipun ditutup anjlok pada akhir perdagangan Jumat (6/6/2025) setelah data ketenagakerjaan AS yang melampaui ekspektasi meredupkan harapan akan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.

Melansir Reuters, Senin (9/6/2025), harga emas di pasar spot masih menguat 0,65% sepanjang perdagangan pekan lalu. Adapun kontrak berjangka emas Comex Amerika Serikat menguat 0,94% dalam sepekan.

Harga emas masih menguat dalam sepekan meskipun pada Jumat ditutup turun 1,3% ke level US$3.309,67 per troy ounce di pasar spot. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 1,27% ke level US$3.308,20.

Harga emas melemah setelah laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penambahan 139.000 lapangan kerja non-pertanian selama Mei, melebihi estimasi konsensus sebesar 130.000. Tingkat pengangguran tetap berada di angka 4,2%, sesuai prediksi para ekonom.

“Data yang sesuai ekspektasi ini justru menjadi sentimen negatif bagi emas karena menunjukkan The Fed akan menahan suku bunga lebih lama,” kata analis Marex Edward Meir.

Berdasarkan pergerakan kontrak futures suku bunga jangka pendek, pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi pada September, dan hanya satu pemangkasan tambahan hingga akhir 2025. Harapan terhadap tiga kali pemangkasan kini mulai memudar.

Sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik, emas kerap menjadi buruan investor. Namun, tingginya suku bunga membuat logam mulia ini kurang diminati karena tidak memberikan imbal hasil.

Secara teknikal, kegagalan emas menembus level psikologis US$3.400, ditambah kondisi pasar tenaga kerja yang tetap stabil, diperkirakan akan menahan harga emas dalam kisaran saat ini untuk jangka pendek.

Meski demikian, para analis tetap optimistis bahwa emas masih menyimpan potensi kenaikan signifikan sepanjang tahun ini.

Menjelang akhir pekan, harga emas memang sempat tertekan oleh aksi ambil untung, namun logam mulia ini masih mampu membukukan kenaikan mingguan tipis, seiring konsolidasi harga pada level yang tinggi.

Para analis menilai, kemampuan emas mempertahankan support awal di atas US$3.300 per ons mencerminkan kekuatan fundamental yang masih solid di pasar, meskipun pembeli menghadapi tantangan berat.

Analis Pasar Senior FXTM Lukman Otunuga mengatakan selama harga emas berada di bawah US$3.400, kendali tetap berada di tangan para penjual. Pelemahan di bawah US$3.360 dapat membuka jalan menuju level US$3.300 bahkan US$3.000.

“Namun peluang masih terbuka bagi kubu pembeli, selama harga mampu kembali menembus $3.360 dan melanjutkan ke atas $3.400," jelasnya seperti dikutip Kitco Metals, Senin (9/6/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper