Bisnis.com, JAKARTA – v anjlok lebih dari 1% pada pada akhir perdagangan Jumat (6/6/2025) setelah data ketenagakerjaan AS yang melampaui ekspektasi meredupkan harapan akan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.
Melansir Reuters, Jumat (7/6/2025), harga emas di pasar spot turun 1,3% ke level US$3.309,67 per troy ounce. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 1,27% ke level US$3.308,20.
Sepanjang pekan ini, harga emas di pasar spot masih menguat 0,65%, sedangkan kontrak berjangka emas AS menguat 0,94% dalam sepekan.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penambahan 139.000 lapangan kerja non-pertanian selama Mei, melebihi estimasi konsensus sebesar 130.000. Tingkat pengangguran tetap berada di angka 4,2%, sesuai prediksi para ekonom.
“Data yang sesuai ekspektasi ini justru menjadi sentimen negatif bagi emas karena menunjukkan The Fed akan menahan suku bunga lebih lama,” kata analis Marex Edward Meir.
Berdasarkan pergerakan kontrak futures suku bunga jangka pendek, pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi pada September, dan hanya satu pemangkasan tambahan hingga akhir 2025. Harapan terhadap tiga kali pemangkasan kini mulai memudar.
Baca Juga
Sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik, emas kerap menjadi buruan investor. Namun, tingginya suku bunga membuat logam mulia ini kurang diminati karena tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, perak spot turun tipis 0,5% ke level US$35,96 setelah sempat menyentuh rekor tertingginya dalam lebih dari 13 tahun.
Analis UBS Giovanni Staunovo menyebut lonjakan perak dipicu oleh aliran dana spekulatif yang melihat perak terlalu murah dibandingkan emas, dan tembusnya level psikologis US$35 memperkuat tren kenaikan.