Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Garuda (GIAA) Terbang Efek Danantara

Saham maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mengalami lonjakan sejak kabar rencana penyuntikan modal oleh Danantara berhembus.
Pesawat Citilink (atas) saat akan mendarat dan pesawat Garuda Indonesia yang akan lepas landas di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Pesawat Citilink (atas) saat akan mendarat dan pesawat Garuda Indonesia yang akan lepas landas di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mendapatkan katalis positif dari rencana penyuntikan modal dari Danantara hingga pertumbuhan kinerja operasional. Sahamnya terus melonjak.

Sejak kabar rencana penyuntian modal Danantara ke GIAA, harga saham maskapai berwarna biru putih ini melejit. Pada penutupan perdagangan Senin (26/5/2025), harga saham GIAA naik 9,09% ke level 60 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp5,49 triliun.

Adapun, jika ditilik sejak Jumat (16/5/2025), harga saham GIAA telah melesat 66,67%.

Kabar GIAA akan disuntik dana oleh Danantara pertama kali muncul dalam artikel dari Bloomberg pada Jumat (16/5/2025). Saat itu, sumber yang mengetahui informasi tersebut menyebutkan bahwa pembahasan masih bersifat awal dan belum ada keputusan final.

Besaran suntikan modal juga masih dalam tahap pembahasan. Baik pihak Garuda Indonesia maupun Danantara belum memberikan tanggapan atas permintaan konfirmasi.

Secara kinerja, GIAA membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$76,48 juta atau Rp1,26 triliun (asumsi kurs Rp16.603 per dolar AS) per kuartal I/2025. Berdasarkan laporan keuangan, kerugian maskapai penerbangan pelat merah ini menyusut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$87,03 juta atau Rp1,44 triliun.

Penyusutan kerugian GIAA didorong oleh kinerja pendapatan usaha yang naik 1,62% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$723,56 juta atau Rp12,01 triliun pada kuartal I/2025, dibandingkan US$711,98 juta atau Rp11,82 triliun pada kuartal I/2024.

Raupan pendapatan usaha GIAA dikontribusikan terbesar dari operasi penerbangan US$668,56 juta. Kemudian, segmen usaha jasa pemeliharaan pesawat menyumbang pendapatan usaha sebesar US$95,36 juta. Lalu, pendapatan dari operasi lain-lain sebesar US$93,7 juta.

Pada kuartal pertama 2025, Garuda Indonesia juga tercatat mampu melayani total 5,12 juta penumpang termasuk dari Citilink.

Torehan kenaikan pendapatan Garuda Indonesia itu diraih setelah burung besi tersebut fokus pada layanan umrah secara khusus. Saat yang sama, segmen pesawat charter tumbuh signifikan sebanyak 93%.

Indikator lain yang juga menunjukkan tren positif adalah tingkat keterisian (seat load factor) yang membaik 5 poin persentase atau menjadi 78,8%. Hal lain adalah tingkat ketepatan waktu (on-time performance) yang mencapai 88,1%.

Dengan momentum positif ini, Garuda Indonesia optimistis proses transformasi yang sedang berjalan, termasuk optimalisasi kinerja dan penambahan armada, dapat tercapai sehingga Garuda bisa memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat, dan kembali menjadi maskapai kebanggaan bangsa.

Optimisme Garuda Indonesia bakal kembali berjaya juga terjadi saat BPI Danantara mengumumkan siap menyuntikkan dana besar, termasuk untuk membeli sejumlah pesawat Boeing, buatan Amerika Serikat (AS) untuk Garuda.

Baru-baru ini, CEO Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani merespons kabar sovereign wealth fund (SWF) itu akan menyuntikan dana ke GIAA.

Rosan tidak membantah kabar tersebut, namun menyampaikan bahwa pihaknya masih berdiskusi dengan berbagai pihak.

"Nanti lah kalau itu. Karena Kita masih diskusi dengan semua pihak dalam hal itu," ujar Rosan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Dia juga masih enggan mengungkap rencana yang disusun soal penyuntikan dana ke emiten BUMN penerbangan itu. Dia memastikan pembahasan masih berjalan.

"Sedang berjalan, sedang berjalan, insyaallah," kata pria yang juga Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM itu.

Di sisi lain, Rosan juga tidak membantah soal kabar mengenai rencana penyewaan pesawat Boeing untuk penambahan armada Garuda Indonesia.

Direktur Utama GIAA, Wamildan Tsani, buka suara usai Danantara Indonesia dirumorkan bakal menyuntikkan modal kepada emiten maskapai pelat merah tersebut.

Wamildan, dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), menyatakan bahwa isu terkait aksi korporasi yang melibatkan Danantara Indonesia sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham dan para pemangku kepentingan.

“Menanggapi pemberitaan mengenai penjajakan aksi korporasi terhadap Garuda Indonesia oleh Danantara Indonesia, dapat kami sampaikan bahwa pada prinsipnya kebijakan dan strategi atas aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper