Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiwoom Sekuritas Prediksi BI Pangkas BI Rate 25 Basis Poin

Kiwoom Sekuritas memperkirakan BI berpeluang melonggarkan kebijakan moneternya dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Mei 2025.
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan Bank Indonesia (BI) berpeluang melonggarkan kebijakan moneternya dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Mei 2025.

Bank sentral diketahui akan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya setelah menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 Mei 2025. Saat ini, BI Rate berada di level 5,75% atau tidak mengalami perubahan sejak awal tahun. 

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan bahwa meskipun terdapat dua skenario saat ini, bank sentral diproyeksikan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate dari level 5,75% menjadi 5,50%.

“Kurs rupiah yang relatif stabil di kisaran Rp16.435 per dolar AS memberi ruang kepada BI untuk melakukan pelonggaran kebijakan secara terukur,” ujar Liza dalam riset terbarunya, Selasa (20/5/2025.

Secara historis, lanjutnya, bank sentral pernah mengambil langkah serupa. Pada 17–18 September 2024, BI memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dari 6,25% ke 6%, menunjukkan stabilitas yang mendukung keputusan pelonggaran kebijakan moneter. 

Namun, pasar tidak sepenuhnya bulat dalam ekspektasinya. Sebagian pelaku pasar meyakini BI masih akan menahan suku bunga, setidaknya hingga The Fed mengambil langkah pertama pemangkasan suku bunga. Kekhawatiran terhadap interest rate differential dan potensi capital outflow menjadi pertimbangan utama.

Liza menambahkan kembalinya Donald Trump sebagai Presiden AS telah menghidupkan kembali risiko geopolitik dan ekonomi melalui kebijakan tarif. Meski ada gencatan dagang selama 90 hari antara AS-China, hal ini masih bersifat sementara.

“Dalam konteks tersebut, BI kemungkinan besar akan mempertahankan kebijakan ketat sebagai perisai terhadap ketidakpastian global dan potensi lonjakan volatilitas pasar keuangan,” pungkasnya.

Kendati demikian, Kiwoom tetap menyimpulkan bahwa peluang pemangkasan suku bunga acuan oleh BI akan tetap terbuka dalam beberapa waktu ke depan, selama penguatan rupiah terjaga dan ekspektasi dovish dari The Fed terus menguat. 

“Kiwoom memproyeksikan BI akan memangkas BI Rate ke 5,50% dalam RDG tanggal 21 Mei, memanfaatkan momentum menyusul aksi pre-emptive sebelumnya yang pernah terjadi, mengindikasikan BI sekarang lebih condong pro-growth,” kata Liza.

 

___________________

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper