Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan catatan terhadap rencana beberapa perusahaan yang bakal melakukan penawaran umum atau initial public offering (IPO) di tengah tekanan global dan tantangan makroekonomi.
Inarno Djajadi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon, menerangkan, masalah-masalah ekonomi global memang menjadi persoalan utama, namun dia menilai persiapan internal perseroan sebelum melantai di Bursa menjadi satu persoalan penting lainnya yang mesti diperhatikan.
Inarno menjelaskan, calon perusahaan juga mesti memperhatikan hal detail, seperti pemilihan waktu IPO hingga valuasi terhadap harga saham saat akan melakukan IPO.
”Tetapi kami melihat bahwasannya peluang itu masih ada. Namun perlu saya tekankan bahwasannya investor ini cenderung untuk berhati-hati dan juga selektif dalam menempatkan dananya,” katanya dalam konferensi pers RDKB April 2025 OJK, Jumat (9/5/2025).
Selain itu, fundamental perseroan menjadi hal penting lainnya yang mestinya diperhatikan oleh pihak-pihak yang akan melakukan IPO. Sebab, kata Inarno, hal itu menjadi pertimbangan para investor untuk menempatkan uang mereka.
”Tentunya transparansi serta tata kelola yang baik serta model bisnis yang adaptif menjadi faktor kunci keberhasilan daripada IPO. Dan tentunya kesiapan internal dan juga kejelasan strategi jangka panjang itu merupakan syarat utama,” tambahnya.
Baca Juga
Adapun sepanjang tahun berjalan, sebanyak 14 emiten sudah melantai di Bursa Efek Indonesia. Teranyar, PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) melantai di Bursa pada Kamis (8/5/2025). Dalam IPO itu, DKHH berhasil meraup uang segar sejumlah Rp69,90 miliar.
Akan tetapi, DKHH bukan menjadi emiten dengan torehan dana IPO paling fantastis sepanjang tahun berjalan 2025. Perolehan dana IPO tertinggi masih dicatatkan oleh emiten properti PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK). Anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) yang terafiliasi dengan Sugianto Kusuma alias Aguan itu meraih dana hasil IPO Rp 2,3 triliun.
Dalam pipeline BEI, terdapat 29 emiten lainnya yang sedang mengantre untuk melakukan penawaran umum pada 2025. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menerangkan, dua di antara emiten-emiten tersebut adalah lighthouse company.
"Ada yang lighthouse [akan] IPO. [Sektornya] energi yang satu, satu lagi consumer,” kata Nyoman saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Kamis (8/5/2025).
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.