Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Saham Saratoga (SRTG) saat Rugi Membengkak & Raupan Dividen Susut

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatat rugi yang membengkak pada kuartal I/2025 imbas penyusutan pendapatan dividen.
Jajaran direksi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG). RUPST SRTG pada Kamis (16/5/2024) menyetujui pembagian dividen Rp298,43 miliar. /Bisnis-Rizqi Rajendra.
Jajaran direksi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG). RUPST SRTG pada Kamis (16/5/2024) menyetujui pembagian dividen Rp298,43 miliar. /Bisnis-Rizqi Rajendra.

Analis Samuel Sekuritas Steven Prasetya dan Prasetya Gunadi dalam risetnya menilai terdapat potensi peningkatan nilai aset bersih (net asset value/NAV) SRTG lewat aksi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang melancarkan spin off hingga PUPS PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).

Sebagaimana diketahui, ADRO merupakan salah satu portofolio bisnis SRTG. Kemudian, pada akhir tahun lalu, ADRO memisahkan anak usahanya atau spin off AADI. Selepas spin off, AADI melancarkan aksi go public lewat IPO dan PUPS. 

Dalam aksi korporasi itu, SRTG memborong saham AADI sebanyak 71,56 juta lembar dengan total nilai transaksi Rp429 miliar. Steven dan Prasetya dalam risetnya menilai AADI membawa peluang pertumbuhan NAV bagi SRTG.

"Potensi peningkatan NAV dari AADI, dividen yang kuat, dan posisi utang bersih yang berkurang," tulisnya dalam riset.

Dalam riset tersebut, AADI pun dinilai mampu menghadirkan potensi laba yang signifikan dan pada saat yang sama memberikan peluang yang menarik bagi SRTG untuk mencapai pertumbuhan NAV yang substansial. 

"Ke depannya, kami memperkirakan NAV akan naik sebesar 14% yoy [year on year] dibantu oleh keuntungan saham AADI dan ADRO," tulis dalam riset.

Akan tetapi, Samuel Sekuritas menilai terdapat tantangan dalam prospek SRTG, seperti penurunan NAV yang lebih rendah oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, pendapatan dividen yang berkurang dari entitas yang diinvestasikan, serta investasi yang kurang optimal.

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy dalam risetnya juga menilai kinerja investasi SRTG pada 2025 masih bisa menanjak seiring dengan masuknya AADI ke dalam portofolio investasi. 

"Dalam pandangan kami, fokus investasi Saratoga pada hilirisasi logam, ekosistem EV [kendaraan listrik/electric vehicle], perawatan kesehatan, digitalisasi, dan transisi menuju energi hijau juga akan memposisikan perusahaan dengan baik untuk mendapatkan keuntungan dari transformasi sektor utama ini," tulis Paulus dalam risetnya.

Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak lima sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk SRTG. Kemudian, satu sekuritas menyematkan rekomendasi hold. Target harga saham AKRA sendiri berada di level Rp3.200 per lembar dalam 12 bulan ke depan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper