Bisnis.com, JAKARTA — PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatatkan kerugian yang membengkak pada kuartal I/2025. Penerimaan dividen dari deretan portofolio SRTG pun terpantau menyusut.
Berdasarkan Laporan Keuangan, SRTG mencatatkan rugi sebesar Rp6,07 triliun pada kuartal I/2025, membengkak dibandingkan rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,57 triliun.
Pembengkakan kerugian seiring dengan catatan kerugian neto atas investasi pada saham dan efek lainnya yang juga naik dari Rp2,3 triliun pada kuartal I/2024, menjadi Rp6,85 triliun pada kuartal I/2025.
Kerugian atas investasi di kepemilikan entitas blue chip SRTG membengkak dari Rp1,87 triliun menjadi Rp6,78 triliun. Kerugian dari investasi di entitas teknologi digital pada kuartal I/2025 mencapai Rp17,46 miliar, berbanding terbalik dengan keuntungan yang diraup pada kuartal I/2024 sebesar Rp23,37 miliar.
Sementara, kerugian dari investasi di entitas perusahaan berkembang mencapai Rp57,15 miliar, susut dibandingkan Rp358,17 miliar.
Selain itu, SRTG mencatatkan penghasilan dividen dan bunga sebesar Rp90,53 miliar per kuartal I/2025, menyusut dibandingkan Rp125,66 miliar per kuartal I/2024.
Seiring dengan kinerja rugi yang membengkak, saham SRTG berkinerja lesu. Harga saham SRTG memang menanjak 9,74% ke level Rp1.690 per lembar pada perdagangan hari ini, Rabu (7/5/2025).
Kinerja negatif itu pun berpengaruh ke harga saham SRTG yang terdampar di zona merah, melorot 19,14% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
Akan tetapi, saham emiten milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya itu dinilai memiliki prospek cerah seiring dengan tambahan tenaga dari deretan portofolionya.