Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.449 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (6/5/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,04% atau 6 poin ke posisi Rp16.449 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat melemah 0,34% ke posisi 99,305.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,45%, baht Thailand menguat 0,79%, peso Filipina menguat 0,26%, dan yuan China menguat 0,78%.
Sementara itu, mata uang lainnya yakni dolar Singapura melemah 0,05%, ringgit Malaysia melemah 0,49%, dolar Taiwan melemah sebesar 0,70%, won Korea melemah 0,23%, rupee India melemah 0,16% dan dolar Hong Kong stagnan.
Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi menyatakan pada hari ini Selasa (6/5/2025), mata uang rupiah ditutup menguat tipis 6 poin ke level Rp16.449 dari penutupan sebelumnya yang melemah 40 poin ke level Rp16.455.
Sementara itu, Ibrahim memproyeksi untuk perdagangan besok, Rabu (7/5/2025) mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.390-Rp16.450.
Baca Juga
Ibrahim mengatakan bahwa bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap, karena para pembuat kebijakan telah mengindikasikan pendekatan "wait and see" di tengah kekhawatiran tarif dagang.
Dia mengatakan bahwa fokus akan tertuju pada komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell untuk wawasan tentang suku bunga The Fed di masa mendatang.
"Investor sekarang menunggu data neraca perdagangan dan inflasi indeks harga konsumen negara itu, yang dijadwalkan untuk dirilis pada Jumat mendatang," katanya dalam riset, Selasa (6/5/2025).
Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan bahwa pasar optimistis konsumsi atau belanja pemerintah akan terus dipercepat dan mitigasi dampak ketidakpastian terus dilakukan setelah ekonomi tumbuh 4,87% secara tahunan pada kuartal I/2025.
Menurutnya, pemerintah terus memperluas cakupan implementasi program prioritas bernilai tambah lebih tinggi seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Seperti diketahui, program MBG anggarannya telah ditambah menjadi Rp171 triliun. Realisasinya mulai terjadi percepatan sejak Maret dan mencapai Rp2,3 triliun per April. Sebelumnya dalam dua bulan pertama tahun ini, realisasi hanya mencapai Rp300 miliar.
Selain itu, dia mengatakan bahwa pemerintah turut memberikan dukungan untuk sektor perumahan melalui insentif perpajakan, termasuk dengan perluasan target perumahan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi lebih tinggi dari sebelumnya 220.000.
"Belanja pemerintah memang sempat tertahan akibat efisiensi dan realokasi anggaran yang dilakukan pada awal tahun ini, alhasil, belanja kementerian atau lembaga tertahan sejak Januari hingga Sri Mulyani membuka blokir anggarannya pada Maret 2025," tambahnya.
Menurutnya, seluruh komponen pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tumbuh positif kecuali konsumsi pemerintah yang kontraksi 1,38% secara tahunan atau year on year (YoY) pada kuartal I/2025.
Sementara itu, Ibrahim mengatakan bahwa dalam menghadapi ketidakpastian global yang berdampak pada ekonomi domestik, perlu dilakukan pemantauan secara berkala dan upaya mitigasi dampak ketidakpastian.