Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rosan Instruksikan Aksi Korporasi BUMN Wajib Dikaji Danantara dan Holding Operasional

Seluruh kegiatan aksi korporasi BUMN dan anak usaha BUMN harus mendapatkan kajian menyeluruh dari BPI Danantara dan Holding Operasional.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani memastikan bahwa keseriusan Vinfast dalam rencana membangun pabrik mobil listrik di Indonesia/Setpres
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani memastikan bahwa keseriusan Vinfast dalam rencana membangun pabrik mobil listrik di Indonesia/Setpres

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) perintahkan BUMN dan anak usaha BUMN untuk menyampaikan rencana aksi korporasi untuk dikaji lebih dulu.  

Dalam surat yang diperoleh Bisnis, Kepala Badan Pelaksana BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan tiga instruksi kepada direksi BUMN dan anak usaha BUMN. 

Salah satunya, BPI Danantara menginstruksikan bahwa seluruh kegiatan aksi korporasi dan kontrak jangka panjang yang signifikan wajib terlebih dahulu mendapatkan kajian menyeluruh dari BPI Danantara dan Holding Operasional. 

Aksi korporasi yang dimaksud termasuk tetapi tidak terbatas pada penggabungan, pengambilalihan, pemisahan, investasi, dan divestasi. 

Berdasarkan catatan Bisnis, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) merupakan salah satu BUMN yang memiliki rencana divestasi aset. 

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan bahwa proses divestasi di PT PP Infrastruktur (PPIN), yang fokus di bidang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), sedang berproses dan diperkirakan selesai pada pertengahan tahun ini.

“Divestasi sedang berproses, ada PP Infrastruktur yang bergerak di bidang SPAM sudah berjalan dan sekitar pertengahan tahun ini sudah bisa diselesaikan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

PTPP juga akan melepas kepemilikan anak usaha di sektor infrastruktur kereta api, yaitu PT Celebes Railways Indonesia.

Selain PTPP, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) hendak melepas kepemilikan saham di tiga perusahaan jalan tol yang berada di jaringan Jalan Tol Trans Jawa (JTT) dan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Tiga perusahaan tersebut, yaitu PT PEmalang Batang Toll Road, PT CImanggis Cibitung Tollways, dan PT Hutama Marga Waskita. 

Direktur Utama WSKT Muhammad Hanugroho menjelaskan bahwa total nilai divestasi dari tiga ruas tol tersebut disampaikan bakal tembus Rp4,93 triliun.  

Terkait dengan investasi BUMN bernilai jumbo tengah dirancang oleh PTBA dan PGAS. Seperti diberitakan Bisnis, proyek pengembangan synthetic natural gas (SNG) atau gas alam sintetis dari batu bara yang digagas oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) membutuhkan dana investasi senilai US$3,2 miliar atau setara dengan Rp52,6 triliun. 

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan proyek batu bara menjadi SNG tersebut bertujuan untuk mencari alternatif solusi kebutuhan gas nasional dan menambah diversifikasi portofolio energi gas nasional. 

“Jadi PTBA karena cadangannya [batu bara] sangat besar, sekitar 2,9 miliar ton, ini ada beberapa cadangan batu baranya yang berkalori rendah yang sangat sesuai untuk dikonversi menjadi gas sintetis,” kata Arsal dalam RDP Komisi XII DPR RI, Senin (5/5/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper