Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cek Saham Emiten Pilihan Analis saat Sektor Tambang Tumbuh Negatif

Sektor tambang mengalami pertumbuhan negatif selama kuartal I/2025 terhadap PDB, tetapi sejumlah emiten tambang disebut masih memiliki prospek yang menarik.
amman mineral amnt ammn
amman mineral amnt ammn

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor pertambangan mencatatkan pertumbuhan negatif terhadap produk domestik bruto pada kuartal I/2025, terendah dibandingkan dengan sektor lainnya. Dengan lesunya pertumbuhan ini, bagaimana prospek dari emiten-emiten tambang pada 2025?

Analis dan VP Head of Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memandang penurunan pertumbuhan pada sektor pertambangan pada kuartal I/2025 disebabkan karena pelemahan permintaan global, khususnya dari China. 

"Pelemahan permintaan ini menekan harga komoditas global seperti harga batu bara yang turun 0,9% dan harga bijih logam yang turun 11,8% yang didorong oleh maintenance pada tambang tembaga dan emas di Papua," kata Audi, Senin (5/5/2025).

Audi melanjutkan, pihaknya melihat pada tahun ini sektor pertambangan akan cenderung menghadapi tantangan, seiring dengan potensi berlanjutnya pelemahan harga komoditas. 

Akan tetapi, di sisi lain menurutnya beberapa komoditas pertambangan masih menarik, seiring dengan permintaan yang tinggi, seperti emas.

"Tercatat harga emas masih berada di level tertinggi dan berpotensi berlanjut seiring dengan potensi terjadinya pemangkasan suku bunga," ucap Audi.

Sementara itu, untuk tembaga dan batu bara, Audi memperkirakan harga kedua komoditas ini akan cenderung stagnan seiring dengan proyeksi konsumsi China yang diperkirakan tumbuh melambat pada tahun 2025.

Adapun Audi memilih saham ANTM dan AMMN di sektor tambang. Audi memberikan rekomendasi trading buy untuk saham ANTM dengan target harga atau target price (TP) sebesar Rp2.600.

Sementara itu, untuk AMMN Audi memberikan rekomendasi trading buy dengan TP sebesar Rp8.500 per saham.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal I/2025, pertumbuhan sektor pertambangan memberikan kontribusi negatif terhadap PDB, dengan tumbuh negatif 1,23% secara tahunan atau year on year. 

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 adalah 4,87%, bila dibandingkan dengan kuartal I/2024 atau year on year.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper