Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja emiten Salim Group pada kuartal I/2025 menunjukkan resiliensi melalui entitas besar, seperti INDF dan ICBP serta performa kuat sektor agribisnis. Namun, tekanan terjadi pada lini konsumer dan infrastruktur.
Sepanjang Januari-Maret 2025, emiten Salim Group mencatatkan kinerja beragam dengan sebagian entitas meraih pertumbuhan positif, sedangkan lainnya mengalami tekanan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Kinerja solid masih diperlihatkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), yang membukukan kenaikan pendapatan masing-masing sebesar 2,48% dan 1,32% year on year (YoY).
Meski pendapatan tumbuh moderat, laba bersih keduanya tercatat tumbuh signifikan. INDF menorehkan laba bersih Rp2,72 triliun, naik 11,20% secara tahunan. Adapun kinerja laba bersih ICBP meningkat 12,95% YoY menjadi Rp2,65 triliun.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri, dalam riset terbarunya awal Mei 2025, mengatakan bahwa kinerja pendapatan ICBP terbilang moderat karena dipengaruhi penjualan domestik yang hanya tumbuh 0,5% YoY.
“Hal ini dipengaruhi oleh pembatasan mobilitas pada akhir Maret dan awal April yang mengganggu distribusi dan penyesuaian harga mie instan yang dampaknya baru akan terlihat di kuartal II/2025,” ujarnya dikutip Senin (5/5/2025).
Baca Juga
Meski demikian, Chantika menyebutkan bahwa manajemen ICBP memperkirakan penjualan akan tumbuh lebih kuat pada kuartal II/2025. Hal tersebut seiring meningkatnya permintaan konsumen dan aktivitas restocking pada April 2025.
Ciptadana Sekuritas lantas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ICBP dengan target harga mencapai Rp13.000 per saham. Risiko utama terhadap proyeksi ini meliputi lemahnya pertumbuhan penjualan dan depresiasi nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto juga mempertahankan rekomendasi beli untuk saham INDF dengan target harga Rp8.800 per saham.
Natalia memproyeksikan kinerja pendapatan INDF untuk tahun buku 2025 akan tumbuh 7% secara tahunan, terutama didorong oleh kinerja ICBP yang diperkirakan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 8,5% YoY.