Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Net Sell Hampir Rp50 Triliun, Kapan Investor Asing Balik ke Pasar Saham RI?

Aksi jual asing atau net foreign sell pada pasar saham Indonesia tercatat mencapai hampir Rp50 triliun sejak awal tahun.
Karyawati mengabadikan layar pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati mengabadikan layar pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Aksi jual asing atau net foreign sell pada pasar saham Indonesia tercatat mencapai hampir Rp50 triliun sejak awal tahun. Lalu, kapan investor asing bisa kembali ke pasar saham Indonesia?

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan apabila capital inflow ingin kembali datang ke pasar modal Indonesia, maka ada dua pertanyaan yang harus terjawab.

"Sebetulnya yang dinantikan itu adalah mungkin jawaban seberapa lama perang tarif ini akan berlangsung, dan seberapa besar eskalasi perang tarif ini terhadap prospek perdagangan global," kata Nico, Senin (21/4/2025).

Nico menjelaskan sejauh ini situasi dan kondisi masih cukup rentan, terutama karena Indonesia adalah emerging market. Karena hal tersebut, suka atau tidak suka, sentimen global akan memainkan peranan yang sangat penting saat ini.

Terlebih lagi, lanjut Nico, data ekonomi dalam negeri juga tidak begitu mendukung untuk meredam volatilitas pasar saat ini.

"Apabila dalam negeri cukup kuat secara data ekonomi, maka kami yakin, ketidakpastian dunia justru akan membuat capital inflow datang ke Indonesia karena daya tahan dan fundamentalnya," ujar Nico.

Adapun melansir RTI Infokom, investor asing tercatat membukukan net foreign sell sebesar Rp49,57 triliun sejak awal tahun, dan mencapai Rp49,3 triliun selama tiga bulan terakhir. Sejumlah saham perbankan big caps seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI menjadi saham-saham yang paling banyak dijual investor asing selama tiga bulan terakhir.

Net foreign sell pada BBCA misalnya telah mencapai Rp11,1 triliun selama tiga bulan. Kemudian nilai jual bersih asing pada BMRI mencapai Rp9,6 triliun, BBRI sebesar Rp5,3 triliun, dan BBNI mencatatkan net foreign sell sebesar Rp3,2 triliun sepanjang tiga bulan terakhir.

Nico menuturkan maraknya aksi jual investor asing pada saham-saham perbankan ini karena kinerja saham-saham perbankan yang mulai melambat di tengah tekanan akan situasi dan kondisi yang ada saat ini.

Apalagi, lanjutnya, perekonomian dalam negeri juga mulai melambat di mana menyebabkan aktivitas transaksi perbankan juga mulai menurun.

Namun, kata Nico, penyaluran kredit perbankan mencapai Rp7.782 triliun atau tumbuh 10,27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan kredit investasi tumbuh 13,22%, kredit konsumsi 10,37% dan kredit modal kerja tumbuh 8,4%.

Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) perbankan juga tumbuh 5,51% YoY menjadi Rp8.879 triliun, dengan giro naik 6,86%, tabungan naik 6,59%, dan deposito tumbuh 3,49%. NPL juga masih berada dalam kategori aman pada kisaran 2,18%, dengan return on asset (ROA) juga berada pada 2,34% yang menunjukkan sektor perbankan tetap kuat dan stabil.

Akan tetapi, ujar Nico, meskipun secara fundamental kuat, secara prospek mungkin tidak begitu karena ketidakpastian yang meningkat yang membuat prospek menurun.

"Oleh sebab itu, rotasi sektor kerap akan dilakukan oleh Investor Asing, atau mencari tempat lain yang mampu untuk memberikan return yang lebih maksimal," tuturnya.

Selain itu, kata dia, investor asing juga kerap berinvestasi disaham saham yang berkapitalisasi pasar besar, seperti perbankan yang mendominasi di IHSG. Sehingga ketika ada potensi capital outflow, maka saham perbankan akan dilepas.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper