Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menggelar lelang sukuk negara pertama setelah libur Lebaran. Pada Selasa (15/4/2025), tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) akan dilelang dengan target indikatif Rp10 triliun.
Berdasarkan pengumuman Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, lelang SBSN akan terdiri atas 2 seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) Syariah dan 5 seri Project Based Sukuk (PBS). Lelang tersebut dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2025.
Lebih terperinci, dua seri SPNS yang dilelang ialah SPN13102025 (reopening) dan SPNS12012026 (new issuance). Sementara itu, lima seri PBS yang dilelang pada hari ini ialah PBS003, PBS030, PBSG001, PBS034, dan PBS038. Rentang imbalan untuk SBSN seri PBS di kisaran 5,875% hingga 6,875% per tahun.
“Target indikatif Rp10 triliun. Maksimal yang dimenangkan 200% dari target indikatif,” tulis pengumuman DJPPR, dikutip Selasa (15/4/2025).
Pada lelang ini kembali ditawarkan seri PBSG001 yang merupakan seri Green Sukuk yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. Penerbitan seri Green Sukuk melalui lelang ini melengkapi program penerbitan Green Sukuk yang sudah dilakukan sebanyak 7 kali di pasar global sejak 2018 dan 8 kali di pasar domestik melalui Green Sukuk Ritel sejak 2019.
Seri PBSG001 juga dapat digunakan untuk mendukung program RPIM (Rasio Pembiayaan Inlkusif Makropudensial) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
Lelang dibuka hari Selasa tanggal 15 April 2025 pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB. Hasil lelang akan diumumkan pada hari yang sama.
Di pasar sekunder, BNI Sekuritas mencatat volume transaksi surat berharga negara (SBN) secara outright tercatat sebesar Rp12,0 triliun kemarin, tidak banyak berubah dibandingkan dengan volume transaksi pada hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,9 triliun.
SBN seri FR0103 dan PBS003 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar Rp2,6 triliun dan Rp961,1 miliar.