Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Lagi Bearish, Dapen Minat Serok Bawah?

IHSG tengah berkinerja jeblok dan harga sejumlah saham sedang mudah, bagaimana strategi pengelola dana pensiun?
urnalis memberikan laporan mengenai pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok 9,19% atau 598,55 poin ke level 5.912,06 pada perdagangan perdana Selasa (8/4/2025) usai libur panjang Lebaran Idulfitri 1446 H. Pergerakan IHSG tersebut dipengaruhi kebijakan tarif impor AS yang resmi diumumkan oleh Presiden Trump pada Rabu pekan lalu (2/4/2025). Bisnis/Arief Hermawan
urnalis memberikan laporan mengenai pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok 9,19% atau 598,55 poin ke level 5.912,06 pada perdagangan perdana Selasa (8/4/2025) usai libur panjang Lebaran Idulfitri 1446 H. Pergerakan IHSG tersebut dipengaruhi kebijakan tarif impor AS yang resmi diumumkan oleh Presiden Trump pada Rabu pekan lalu (2/4/2025). Bisnis/Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) sedang dibayangi awan gelap akibat sentimen perang dagang dan konflik geopolitik global. Di sisi lain, sederet saham dengan fundamental positif diperdagangkan dengan valuasi relatif murah. Bagaimana strategi perusahaan pengelola dana pensiun (dapen)? 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penurunan sebesar 7,90% atau 514,47 poin ke posisi 5.996,1 pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (8/4/2025). IHSG pun melorot 15,31% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Hingga kemarin, sejumlah saham berkapitalisasi pasar jumbo pun tersungkur di level harga yang 'murah'. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), misalnya, dibanderol Rp7.775 per saham, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Rp4.670 per saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) Rp3.640 per saham, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) Rp4.610 per saham, dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) Rp4.740 per saham.

Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menilai dalam situasi saat ini, dana pensiun masih cenderung menunggu kondisi yang lebih kondusif.

"Dana pensiun belum tentu menambah portofolio saham walau harga turun drastis satu dan lain hal karena faktor pendukung untuk menambah tidak ada, bahkan banyak faktor negatif yang akan memperparah harga saham," ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (9/4/2025).

Di tengah pasar saham yang bergejolak, dana penisun menerapkan strategi investasi pada portofolio fixed income dengan risiko yng lebih terukur.

Sementara itu, Direktur Utama Dapen BCA Budi Sutrisno mengatakan bahwa saat ini porsi portofolio saham yang dimiliki Dapen BCA relatif kecil. Dapen BCA pun masih akan bersikap konservatif dalam menyikapi turunnya pasar saham ketika ditekan dampak tarif impor Trump.

Budi menambahkan, pihaknya tetap melakukan pemantauan pasar secara berkala dan berhati-hati dalam melakukan penempatan saham. Fokus utama Dapen BCA saat ini adalah menjaga likuiditas portofolio. 

"Fokus utama kami dalam kondisi seperti ini adalah menjaga likuiditas dan mengutamakan instrumen jangka pendek yang lebih stabil serta mudah dicairkan, untuk menjaga fleksibilitas portofolio menghadapi ketidakpastian global,” kata Budi kepada Bisnis pada Selasa (8/5/2025).

Dapen BCA berupaya menjaga kestabilan portofolio dengan memperbesar porsi investasi pada instrumen berisiko rendah dan jangka pendek, seperti deposito dan Surat Berharga Negara (SBN) bertenor pendek.

“Ini untuk menjaga likuiditas dan mengantisipasi volatilitas pasar,” tegasnya.

Sebelumnya, Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai terdapat potensi kehadiran dana dari lembaga pengelola aset investasi jangka panjang seperti dapen di tengah kinerja pasar saham yang lesu. Namun, tergantung risk appetite dari masing-masing lembaga seperti dapen.

"Kalau [dapen] yang agresif berarti porsi di ekuitas dominan. Nah, jika beberapa saham yang masuk ke dalam universe mereka secara valuasi sudah atraktif, bisa menjadi peluang bagi dapen," ujar Felix. 

Investment Analyst PT Capital Asset Management Martin Aditya juga menilai saham sebetulnya menarik dan berpotensi menghasilkan imbal hasil yang cukup kompetitif terutama untuk jangka panjang jika memilih stock universe yang sesuai dengan keperluan investasinya. Akan tetapi, memang pemilihan stock universe-nya harus tepat dan momentumnya pas. 

Martin mengatakan di tengah kondisi pasar saham yang saat ini tengah lesu, kehadiran dapen mampu mendorong geliat pasar.

"Untuk saat ini justru [kehadiran dapen di pasar saham] potensinya besar, terutama pada emiten yang berkapitalisasi besar seperti perbankan, karena potensi memiliki dividend yield yang semakin menarik dan valuasi emiten-emiten di IHSG ini sudah hampir sama di level Covid-19 pada 2020," tuturnya.

Dia menjelaskan lembaga pengelola dana jangka panjang seperti dapen bisa membanjiri likuiditas di pasar saham mengingat total aset yang besar.

Dalam mengelola risiko, dia menjelaskan bahwa selama pemilihan sahamnya memiliki likuiditas harian yang tinggi serta memiliki fundamental yang sangat kuat, seharusnya tidak menjadi masalah. Kemudian, selama lembaga pengelola dana jangka panjang mengikuti aturan-aturan yang sudah dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pastinya bisa memanimalisir risiko yang berlebih. 

"Kemudian jangan terlalu overweight pada beberapa sektor saja, tentunya harus didiversifikasi, lebih aman lagi jika bobotnya equal pada sektor-sektor yang sudah dipilih sehingga mengurangi risiko kerugian tetapi kekurangannya memang return-nya tidak sebesar jika overweight pada beberapa sektor," tutur Martin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper