Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Merdeka Copper (MDKA) untuk Proyek Emas Pani dan Tujuh Bukit

Merdeka Copper (MDKA) memberikan update proyek emas Pani dan Tambang Tujuh Bukit. Proyek emas Pani ditargetkan memproduksi 500.000 ounce emas per tahun
Aktivitas produksi di salah satu fasilitas PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)/ Doc. MDKA
Aktivitas produksi di salah satu fasilitas PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)/ Doc. MDKA

Bisnis.com, JAKARTA --PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memberikan update terkait proyek emas Pani dan Tambang Tujuh Bukit. Konstruksi emas Pani telah mencapai 33% pada akhir 2024.

Penuangan emas pertama ditargetkan pada awal 2026. Proyek emas Pani diproyeksikan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia, dengan target produksi puncak sekitar 500.000 ounce emas per tahun. 

Di sisi lain, Proyek Tembaga Tujuh Bukit diklaim memiliki kemajuan signifikan dengan estimasi daya terindikasi yang telah diperbarui dan menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan estimasi sebelumnya. 

MDKA berencana merilis studi pra-kelayakan terbaru pada kuartal kedua 2025, yang akan mencakup proyeksi keekonomian proyek yang lebih baik serta kapasitas produksi yang diperluas. 

Presiden Direktur Merdeka Copper Albert Saputro mengatakan bahwa perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan yang solid di seluruh lini bisnis utama, yang didukung oleh kemajuan dalam berbagai proyek strategis. 

“Merdeka tetap teguh pada komitmennya untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan. Dengan berbagai pencapaian penting yang menanti pada 2025 dan tahun-tahun selanjutnya, kami optimistis mencapai keberhasilan yang berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (7/4/2025). 

Pada sisi kinerja, MDKA melaporkan pendapatan terkonsolidasi sebesar US$2,24 miliar pada 2024, naik 31% secara tahunan (year on year/YoY). EBITDA perseroan meningkat menjadi US$329 juta atau tumbuh 36% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan MDKA ditopang oleh kinerja anak usaha pada sektor nikel yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) serta ditopang oleh harga emas yang tetap tinggi. 

MDKA mencapai pertumbuhan substansial melalui operasi nikel MBMA yang didorong oleh peningkatan kinerja signifikan Tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (Tambang SCM), di mana produksi melonjak menjadi 10,1 juta metrik ton basah (wet metric ton/wmt) limonit, menandai lonjakan sebesar 150% secara tahunan, dan 4,9 juta wmt saprolit, naik 110% dari tahun sebelumnya. 

Smelter MBMA juga meningkatkan produksi nikel dan menghasilkan 82.161 ton nickel pig iron (NPI), atau meningkat 26%, dan 50.315 ton nikel matte bermutu tinggi ("High Grade Nickel Matte/HGNM) yang naik 66% dibandingkan dengan tahun 2023. 

Salah satu tonggak penting dalam strategi bisnis nikel Merdeka dicapai melalui PT ESG New Energy Material (ESG), perusahaan patungan pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) antara MBMA dan GEM Co., Ltd. 

Pada Februari 2025, PT ESG berhasil memperoleh Izin Usaha Industri (IUI), yang kemudian diikuti oleh penjualan komersial perdana sebesar 8.500 metrik ton mixed hydroxide precipitate (MHP) pada Maret 2025. 

“Pencapaian ini menandai langkah signifikan dalam ekspansi hilirisasi nikel Merdeka. Pengiriman MHP berikutnya dijadwalkan berlangsung sepanjang 2025,” jelasnya. 

MDKA juga mencatat kemajuan dalam pengembangan Pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI). Proses komisioning terhadap komponen utama seperti Pabrik Pirit dan Pabrik Asam telah berhasil diselesaikan. 

Sementara itu, commissioning Pabrik Klorida dan Pabrik Katoda Tembaga berjalan lancar, di mana pabrik Klorida berhasil memproduksi spons tembaga perdana pada Januari 2025. 

---------------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor : Thomas Mola
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper