Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RNTH Bursa Melesat 22,26% jadi Rp18,6 Triliun Sepekan Jelang Lebaran

Rata-rata nilai transaksi harian Bursa naik menjadi Rp18,6 triliun selama sepekan jelang Lebaran.
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/10/2024). /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/10/2024). /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH di Bursa Efek Indonesia selama sepekan jelang Lebaran, 24-27 Maret 2024 tercatat meningkat menjadi Rp18,6 triliun.

Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan peningkatan tertinggi dari indikator bursa terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa selama sepekan, yaitu sebesar 22,26% menjadi Rp18,60 triliun dari Rp15,21 triliun pada pekan sebelumnya. 

"Peningkatan turut terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 4,03% menjadi berada pada level 6.510,620 dari 6.258,179 pada pekan lalu," kata Kautsar, Jumat (28/3/2025). 

Naiknya RNTH dan IHSG ini turut membuat kapitalisasi pasar Bursa mengalami peningkatan sebesar 2,81%, menjadi Rp11.126 triliun dari Rp10.822 triliun pada sepekan sebelumnya. 

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami penurunan yaitu sebesar 8,60% menjadi 18,77 miliar lembar saham, dari 20,53 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. 

Perubahan juga dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 16,16%, menjadi 1,02 juta kali transaksi dari 1,21 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Di sisi lain, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp3,2 triliun selama sepekan terakhir, dari net sell sebesar Rp7,1 triliun pada pekan sebelumnya. 

Sejumlah saham dengan volume paling banyak diperdagangkan adalah saham GOTO sebesar 9,38 miliar saham, YUPI sebanyak 7,85 miliar, CNKO sebesar 3,4 miliar, BUKA sebanyak 2,35 miliar, dan BRMS sebanyak 1,85 miliar. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper