Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) mencatat kinerja pendapatan dan laba bersih tumbuh positif sepanjang 2024.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, dikutip Sabtu (29/3/2025), CTRA membukukan penjualan dan pendapatan usaha senilai Rp11,18 triliun. Raihan itu meningkat 21,01% dibandingkan Rp9,25 triliun pada 2023.
Meskipun beban pokok penjualan juga mengalami peningkatan sebesar 26,44% year on year (YoY) menjadi Rp5,92 triliun, CTRA tetap membukukan kenaikan laba kotor sebesar 15,43% secara tahunan menjadi Rp5,26 triliun pada 2024.
Setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lainnya, CTRA mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 15,18% YoY menjadi Rp2,12 triliun pada 2024. Laba per saham (EPS) turut meningkat dari Rp100 menjadi Rp115 per saham.
Di sisi likuiditas, kas setara kas perusahaan tercatat mengalami penurunan sebesar 3,83% secara tahunan menjadi Rp10,19 triliun dari sebelumnya Rp10,60 triliun.
Dari sisi neraca, total aset CTRA mencapai Rp47,02 triliun pada 2024, atau naik 6,59% dari tahun sebelumnya. Liabilitas tercatat sebesar Rp22,40 triliun atau tumbuh 4,27% YoY, sedangkan ekuitas meningkat 8,80% YoY menjadi Rp24,61 triliun.
Baca Juga
Hingga akhir 2024, sektor real estat masih mendominasi kinerja pendapatan CTRA dengan raihan Rp8,9 triliun atau tumbuh 25,12% YoY. Segmen sewa juga naik 3,12% YoY menjadi Rp1,42 triliun, dan segmen lain-lain tembus Rp853,55 miliar.
Sementara itu, emiten properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1994 ini mencetak rekor baru marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp11 triliun pada 2024, meningkat 8% dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan internal, CTRA perolehan prapenjualan tersebut meningkat sebesar 8% YoY dan telah mencapai 99,2% dari target 2024 yakni Rp11,1 triliun.
Head of Investor Relation Ciputra Development Aditya Ciputra Sastrawinata mengatakan bahwa pencapaian tertinggi itu didorong oleh produk landed residential yang berkontribusi 95% dari total prapenjualan dengan pertumbuhan 6% YoY.
Sementara itu, dari sisi harga, unit dengan banderol Rp2–Rp5 miliar mendominasi prapenjualan dengan kontribusi 43%. Capaian tersebut juga diikuti oleh unit Rp1 hingga Rp2 miliar yang menyumbang 31% total prapenjualan, sehingga mencerminkan tingginya permintaan pada segmen kelas menengah ke atas.
“Beberapa faktor utama yang mempengaruhi capaian marketing sales tersebut antara lain adalah strategi diversifikasi geografis dan produk Ciputra,” ujar Aditya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.