Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Kebangkitan Saham BUMN Kala Struktur Danantara Kian Paten

Indeks saham BUMN masih mencatatkan kinerja jeblok awal 2025 kendati terdapat peluang penguatan yang didorong oleh terbentuknya struktur pengurus Danantara.
Warga mencari informasi tentang Danantara menggunakan gawai di Jakarta, Senin (24/3/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mencari informasi tentang Danantara menggunakan gawai di Jakarta, Senin (24/3/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks saham emiten pelat merah atau BUMN masih mencatatkan kinerja jeblok pada awal 2025. Terdapat peluang penguatan indeks saham BUMN itu didorong oleh terbentuknya struktur pengurus superholding BUMN, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks BUMN atau IDX BUMN 20 memang menguat 3,83% ke level 311,19 pada perdagangan hari ini, Selasa (25/3/2025). Namun, IDX BUMN 20 telah melorot 11,94% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Sejumlah saham pelat merah pun masih di zona merah. Saham himpunan bank milik negara (Himbara) seperti PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) misalnya melorot 16,84% ytd.

Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 6,86% ytd dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 10,34% ytd.

Selain itu, deretan saham pelat merah lainnya seperti PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) melorot 13,65% ytd dan PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) ambles 23,31%.

Meskipun, terdapat peluang penguatan saham-saham BUMN ke depan seiring dengan momen terbentuknya struktur kepengurusan Danantara sebagai superholding BUMN.

CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani telah resmi mengumumkan nama-nama orang yang menduduki struktur organisasi BPI Danantara pada kemarin, Senin (24/3/2025). Rosan menyampaikan bahwa penunjukan pengurus Danantara telah melalui pemilihan secara selektif dan bebas dari kepentingan politis.

“Arahan Bapak Presiden [Prabowo Subianto] sudah jelas tidak ata titipan nama, jadi itu pegangan kami,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (24/3/2025).

Duduk di jajaran Dewan Pengarah Danantara ialah mantan Presiden Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara itu, kursi Dewan Penasihat Danantara diisi oleh Ray Dalio (Founder & CIO Mentor, Bridgewater Associates (1975–sekarang), Helman Sitohang (CEO Asia Pasifik, Credit Suisse (2015–2021), Jeffrey Sachs (Direktur, Center for Sustainable Development, Columbia University, AS (2016–sekarang), F. Chapman Taylor (Equity Portfolio Manager, Capital Group (1994–sekarang), dan Thaksin Shinawatra (Mantan PM Thailand).

Selain itu, terdapat pula aksi korporasi di mana pemerintah melakukan pengalihan saham BUMN dengan skema inbreng ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI dalam rangka pendirian holding operasional Danantara.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan pembentukan struktur kepengurusan Danantara telah direspon positif oleh pasar. Selain itu, saham-saham BUMN pun berpotensi terdongkrak.

"Danantara dibentuk untuk menjadi leverage investasi di Indonesia dengan menciptakan tambahan nilai ekonomi baru serta meningkatkan efisiensi dari BUMN itu sendiri," ujar Felix kepada Bisnis pada Selasa (25/3/2025).

Selain itu, nama-nama dalam tim Danantara dinilai memiliki reputasi di tingkat global seperti Ray Dalio dan Jeffry Sachs.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai prospek saham BUMN dititikberatkan kepada masing-masing kinerja emiten BUMN. "Yang penting emiten-emiten BUMN konsisten terapkan good corporate governance. Begitu juga dengan Danantara diharapkan terapkan good corporate governance," ujar Nafan.

Ia menilai terdapat sejumlah saham BUMN pilihan yang prospektif di tengah kinerja pasar lesu. Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) misalnya di zona hijau, tumbuh 4,92% ytd ke level Rp1.600 per lembar. Harga saham ANTM diproyeksikan masih melaju dengan rekomendasi buy dan target harga Rp1.975 per lembar.

Meski saham TLKM masih lesu, namun saham TLKM direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp3.240 per lembar. Kemudian, BBRI direkomendasikan buy dengan target harga Rp4.450 dan BMRI direkomendasikan buy dengan target harga Rp7.175 per lembar.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan di saham BUMN dan Danantara, Kiwoom Sekuritas masih percaya diri terhadap sektor finansial seperti BBRI dan BMRI.

"Di BBRI, penurunan net profit mulai melambat didukung tingkat kenaikan pencadangan pada Februari 2025 lebih rendah dibanding Februari 2024," tulis Liza.

Sektor lainnya yang dinilai prospektif adalah sektor transportasi seperti PT Jasa Marga Tbk. (JSMR). "Emiten jalan tol JSMR mungkin mengharapkan solusi dari Danantara terkait keringnya anggaran infrastruktur yang dipangkas pemerintah," ujar Liza.

JSMR juga dinilai mendapatkan sentimen positif dari momentum Lebaran walaupun arus mudik sempat diperkirakan menurun akibat daya beli masyarakat yang melemah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper