Bisnis.com, JAKARTA — Lo Kheng Hong mengungkap harga borong saham BBRI dan pandangannya prospek PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ke depan.
Berita tersebut menjadi salah satu artikel pilihan Bisnis Indonesia Premium. Berikut adalah rangkumannya untuk edisi Selasa (25/3/2024).
1. Prospek Mentereng GOTO yang Baru Saja Salurkan Bonus Hari Raya
Pandangan optimistis masih disematkan mayoritas sekuritas kepada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) lantaran memiliki prospek profitabilitas pada 2025.
Sederet sekuritas bahkan menaikkan target harga untuk emiten teknologi karena momentum pertumbuhan lini bisnis on-demand service (ODS) diyakini berlanjut pada tahun ini meskipun GOTO baru saja menyalurkan Bonus Hari Raya (BHR) Lebaran kepada mitra pengemudi atau driver.
2. Sahamnya Tertekan, Ini Rapor Kinerja Alfamart (AMRT) dan Alfamidi (MIDI), Emiten Ritel Djoko Susanto
Dibayangi pelemahan daya beli sepanjang 2024, kinerja saham emiten ritel milik Djoko Susanto tertekan.
Dari sisi kinerja AMRT mengalami kontraksi laba, sementara Alfamidi (MIDI) mencatatkan pertumbuhan laba.
3. Manuver Investor Kakap Jelang Pengumuman Hery Gunardi sebagai Dirut Baru BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melalui rapat umum pemegang saham tahunan/RUPST menunjuk sebagai direktur utama menggantikan Sunarso. Di pasar modal, investor kakap melakukan manuver jelang pengumuman tersebut.
Kabar penunjukkan Hery sebagai orang nomor satu di BRI sudah berembus beberapa waktu terakhir. Dia menjadi satu dari tiga nama yang digadang menjadi direktur utama karena masa jabatan Sunarso segera berakhir.
4. Lo Kheng Hong Ungkap Harga Borong Saham BBRI & Prospek BRI
Lo Kheng Hong mengungkap harga borong saham BBRI dan pandangannya prospek PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ke depan.
Pemegang saham BBRI akhirnya mendapatkan kepastian untuk pembagian dividen untuk kinerja tahun buku 2024.
5. Catatan di Balik Penguatan IHSG Usai Pengumuman Pengurus Danantara
Pengumuman struktur kepengurusan sovereign wealth fund (SWF) yang baru, Danantara ternyata masih menyisakan keraguan bagi investor.
Sementara itu, katalis seperti buyback dan hari-hari menjelang Lebaran juga masih perlu waktu untuk bekerja.